LUTRA — Kasus COVID-19 varian Omicron kini sudah masuk ke Indonesia, tapi semua yang terdeteksi merupakan kasus imported case, yaitu kasus yang masuk berasal dari luar negeri. Patut disyukuri, belum ditemukan kasus transmisi lokal, sehingga penanganannya bisa sedikit lebih mudah, yakni dengan memperketat pintu masuk ke Indonesia, dan melakukan tindakan karantina bagi yang terpapar varian Omicron.
Nah, untuk mengantisipasi terjadinya transmisi lokal varian Omicron, semua daerah telah menyiapkan jurus antisipasi agar varian ini tidak menciptakan episentrum baru penyebaran COVID-19. Pun Luwu Utara. Bupati Indah Putri Indriani langsung melakukan langkah-langkah antisipatif dengan menggencarkan pelaksanaan vaksinasi, serta tetap mengaktifkan posko penanganan COVID-19 di semua desa/kelurahan.
Tak hanya itu, ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak melonggarkan protokol kesehatan (Prokes). Apalagi, kata dia, menjelang Natal dan Tahun Baru, potensi peningkatan kasus tetap terbuka jika warga lalai dalam penerapan prokes. “Jangan pernah mengendorkan pemakaian masker jelang Natal dan Tahun Baru, sebagaimana arahan bapak Presiden,” kata Indah saat memimpin Rakor Masalah Strategi Daerah (Mastrada) Penanganan COVID-19, Selasa (21/12/2021) di Ruang Command Center.
Indah mengingatkan, varian Omicron ini penyebarannya lima kali lebih cepat dari varian COVID-19 terdahulu. “Varian Omicron sudah masuk ke Indonesia. Varian baru ini penyebarannya lima kali lebih cepat dan ini perlu kita antisipasi,” tegas Indah. Olehnya itu, Bupati perempuan pertama di Sulsel ini meminta dukungan semua pihak, utamanya TNI-Polri, untuk segeran mengambil langkah-langkah pencegahan, utamanya dalam menyambut Nataru.
“Kita harap Luwu Utara dapat menekan laju penyebaran COVID-19. Apalagi kalau pelaksanaan vaksinasi masif kita lakukan dan dosis kedua terus kita genjot, saya yakin ini bisa kita atasi, karena obat terbaik menghadapi COVID-19 adalah dengan vaksinasi,” jelasnya. “Silakan teman-teman Forkopimda berimprovisasi untuk melindungi masyarakat kita dari COVID-19,” sambung dia. Pada Rakor kali ini, juga membahas tentang potensi gangguan keamanan jelang Nataru.
Beberapa potensi gangguan keamanan yang mesti diwaspadai dan harus segera diantisipasi, di antaranya adalah konflik antarkelompok di beberapa wilayah rawan. Tak hanya itu, arak-arakan, balapan liar, peredaran miras dan narkoba, serta pesta kembang api, menjelang Nataru juga harus segera diantisipasi. “Kita berharap pergantian tahun ini, tidak ada kejadian yang menonjol, dan semoga semua berjalan dengan aman, lancar, dan tertib,” tandasnya. Rakor ini dihadiri Sekda Armiadi, Forkompinda serta para Kepala Perangkat Daerah. (hms)