MASAMBA–Tidak sekadar piawai beretorika dan mengimbau masyarakat untuk bahu membahu mengatasi masalah yang ditimbulkan, dampak dari bencana banjir bandang yang melanda kampung halamannya, pengusaha tajir H Arsyad Kasmar kabarnya juga sudah mengirimkan beberapa unit alat berat yakni excavator untuk membantu pemerintah kabupaten Luwu Utara.
Kepastian ini diperoleh saat KORAN SERUYA mengontak langsung tokoh masyarakat Luwu Utara itu yang kabarnya tidak lama lagi akan “pulang kampung” dalam hajatan resminya selaku bakal calon bupati Lutra, Rabu 15 Januari 2020.
“Selain saya perintahkan anggota di lapangan untuk membuat dapur umum dan menyalurkan bantuan untuk warga, kami juga sudah mendatangkan 2 alat berat excavator atau beko, tadi malam sudah meluncur dari Makassar, kabarnya sudah tiba di Baebunta memutar lewat Salulemo pagi tadi,” ucap Arsyad.
Selain itu, ketua DPC Partai Gerindra Luwu Utara ini juga meminta masyarakat agar cepat sembuh dari trauma bencana agar bisa membangun kampung halamannya kembali meski kondisi daerah pasca bencana ditambah suasana pandemi Covid-19 dirinya yakin psikologis warga terdampak bencana akan bisa pulih.
“Ini masyarakat sedang susah, secara psikologis batin mereka hancur dan trauma atas bencana yang mereka alami, problemnya ada dua, psikis atau jiwa mereka terganggu. Yang kedua saya lihat, rumah mereka banyak yang hancur, rusak karena bencana, nah harusnya kehadiran pemerintah di tengah-tengah mereka bisa bikin rakyatnya tenang kembali, tapi sudahlah, saya tak ingin bicara soal itu nanti dikira sedang kampanye, yang jelas bantuan ini tak ada kaitannya dengan Politik,” tandas Arsyad buru-buru.
Arsyad Kasmar yang di Pilkada Luwu Utara menggandeng Andi Sukma, legislator Hanura dengan akronim “AKAS” yang kini semakin populer dan digandrungi masyarakat itu dalam selentingan kabar akan segera “Pulkam” dan mengadakan pertemuan dengan sejumlah tokoh masyarakat Lutra akhir Juli mendatang.
Untuk diketahui, bencana banjir bandang di Luwu Utara ditandai dengan “peringatan” pertama di hari Minggu malam (12/7) dimana saat itu debit air Sungai Masamba kembali membuat 19 KK di bantaran sungai tersebut mengungsi di Gedung Pemuda Jalan Syuhada Masamba. Bencana sesungguhnya baru kemudian terjadi pada keesokan harinya, Senin malam (13/7), ditandai hujan dengan intensitas cukup tinggi sejak sore hari hingga puncaknya “meledak” di malam hari sekira pukul 21.15 Wita, sesuai laporan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN) dalam rilis yang diterima Koran Seruya.(iys)