Besok, HANI Diperingati di Palopo, Jumlah Penyalahguna Narkoba Menurun di Masa Pandemi

270
Ilustrasi: pengguna narkoba. (Foto: Net)
ADVERTISEMENT

PALOPO–Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) tahun 2020 akan diperingati pada hari Jumat, 26 Juni 2020, esok.

Badan Narkotika Nasional (BNN) kota Palopo yang dinahkodai AKBP Ustim Pangarian saat dihubungi langsung Koran Seruya, Kamis petang (25/6) menyebut, peringatan HANI secara nasional akan dilakukan pula secara virtual di lantai III kantor walikota Palopo dan akan terhubung dengan istana negara, rencananya dihadiri Presiden Jokowi pukul 10.00 Wita, serentak di seluruh BNN se Indonesia.

ADVERTISEMENT

BNN Palopo, kata Ustim, tidak melakukan kegiatan khusus dalam HANI tahun ini, akibat masih pandemi Covid-19. Pihaknya hanya melakukan kegiatan pembagian stiker di kendaraan-kendaraan dan pemasangan banner serta imbauan kepada kantor-kantor untuk ikut memasang spanduk peringatan Hari Anti Narkotika Internasional di depan kantornya masing-masing.

Khusus di Luwu Raya, Kepala BNN kota Palopo menjelaskan, bahwa angka penyalahgunaan Narkotika utamanya jenis sabu semakin meningkat setiap tahunnya dan didominasi kalangan pekerja (usia produktif) dan jumlahnya agak menurun di masa Pandemi Covid-19 sejak Maret hingga memasuki bulan Juni.

ADVERTISEMENT

Ustim merinci, pada tahun 2016 BNN menangani sebanyak 81 klien, tahun 2017 sebanyak 90, tahun 2018 sebanyak 85 klien dan tahun 2019 sebanyak 50 klien serta periode Januari hingga Mei 2020 sementara baru 20 klien.

“Semua klien kami rehab rawat jalan, karena tidak ada rawat nginap (rehab khusus Narkoba) di kota Palopo. Jadi kalau untuk rawat nginap, BNN kota Palopo merujuk klien ke BNNP/Balai Rehab Baddoka Makassar untuk rawat nginap,” terang Ustim.

Mantan Kapolsek Wara itu juga menjelaskan bahwa BNN saat ini fokus pada pelaksanakan program Pencegahan, Pemberantan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

“Kami sudah intens sosialisasi ke sekolah-sekolah hingga langsung terjun ke masyarakat, kendalanya kita di masa pandemi Covid-19 jadi agak berkurang, setelah New Normal kita akan lanjut lagi, selain itu kendala keterbatasan dana anggaran dan kurangnya personel jadi hambatan kita dalam bertindak,” aku Ustim.

Ia juga menjelaskan, saat ini jumlah stafnya ada 30 orang yang terbagi-bagi lagi dalam beberapa seksi. “Untuk seksi pencegahan dan pemberantasan dulu kami hanya ada 1 orang, kini sudah ada 5 orang, belum lagi soal anggaran, kami dibatasi hanya 3 LKN (Laporan Kejahatan Narkotika) setiap tahunnya sehingga kami tak bisa berbuat banyak jika ada kasus lain, tetapi kami terus berkoordinasi dengan pihak Polri agar pemberantasan dan pencegahan penyalahgunaan Narkotika bisa terus berjalan, pungkasnya.(iys)

ADVERTISEMENT