KORANSERUYA–Ditengah pandemi virus corona (covid-19) yang melanda hampir semua penjuru dunia, berdampak pada sendi kehidupan masyarakat. Salah satu imbasnya adalah penutupan sejumlah kampus perguruan tinggi. Sehingga aktivitas perkuliahan harus berjalan dengan cara daring (online).
Namun tak selamanya kuliah daring berjalan dengan baik, ini bergantung pada kualitas sinyal yang dimiliki Provider telekomunikasi di tiap wilayah tertentu.
Contohnya di Dusun Salulempo, Desa Rante Alang, Kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu. Sejumlah mahasiswa sambil menunaikan ibadah puasa Ramadan, mereka rela mendaki gunung sejauh 7 Km tiap harinya hanya untuk mendapatkan jaringan internet.
Hal tersebut diungkapkan langsung Sartika, salah satu mahasiswi pasca sarjana perguruan tinggi swasta Palopo. Ia mengatakan bersama temannya setelah sampai di gunung rupanya harus lagi memanjat sebatang pohon untuk mendapatkan kualiatas jaringan internet yang baik. Hal tersbut ia lakukan untuk mengisi mata kuliah dan tugas yang diberikan oleh dosennya.
“Saya kuliah di Uncok Palopo kak, ada juga teman yang kuliah di IAIN Palopo, IAIN Parepare, STIMIK Akba Makassar dan Polimarim AMI Makassar, sebelum kami ke atas gunung biasanya kami urungan dulu untuk beli pulsa data sebelum kami bersama teman-teman mahasiswa di desa ini naik ke atas gunung dan harus panjat pohon lagi kak,” ujarnya, Senin (12/5/2020) lalu.
Hal senada juga dikatakan Arfah, mahasiswa yang juga ikut terdampak biasanya jika ada tugas dari dosen yang harus diselesaikan hari itu juga, ia harus pulang ke rumah berbuka puasa lalu kembali ke gunung setelah salat tarwih.
“Kalau ada tugas kak, kami pulang dulu untuk berbuka Puasa dan datang lagi ditempat ini pada malam hari setelah Sholat Tarwih untuk masukan Tugas lewat Internet,” curhat Arfah.
Sejumlah mahasiswa yang ikut terdampak di Desa Rante Alang, Kabupaten Luwu tersebut, berharap pemerintah dapat menyediakan jaringan internet yang cepat akses di wilayahnya. (Mat)