KORANSERUYA–Hari Jadi Kabupaten Luwu Utara ke 21 memiliki makna dan kenangan tersendiri bagi H Arsyad Kasmar, tokoh Luwu Utara yang menjadi salah satu dari 50 saksi sejarah saat caretaker Bupati Luwu Utara dilantik di Jakarta, sebagai bagian dari proses awal terbentuknya daerah otonomi baru (DOB) oleh Kemendagri saat itu, yang dijabat Syarwan Hamid selaku Menteri Dalam Negeri.
Luwu Utara resmi lahir pada Selasa, 27 April 1999 atau menurut almanak Jawa tepat pada Selasa Pahing 11 Suro 1932, dan menurut tanggal Hijriah tepat pada 11 Muharram 1420.
H Arsyad Kasmar yang dihubungi Koran Seruya Minggu malam (26/4) mengatakan, pada hari Selasa itu (27/4/1999) ia terkenang saat diberikan baju adat “pinjaman” dari ayah caretaker Luwu Utara saat itu, Luthfi Andi Mutty (LAM).
Dengan baju adat itu, Arsyad ikut hadir saat momen paling bersejarah bagi Luwu Utara, ia ikut menjadi saksi dan mengawal caretaker bupati Lutra, Luthfi Andi Mutty dalam sebuah acara maha penting yang dihadiri puluhan tokoh Tana Luwu saat itu, sebagai tonggak awal lahirnya kabupaten baru hasil pemekaran dari daerah induknya Kabupaten Luwu.
“Saya tidak bisa lupa, saat itu di halaman Kemendagri Jalan Medan Merdeka Utara, saya mengenakan baju adat dan ikut hadir menyaksikan pelantikan Opu LAM. Baju adat yang saya pakai ketika itu adalah milik almarhum ayah Opu LAM. Baju itu ukurannya kekecilan. Baju dan topinya sempit, hehe,” kenang Arsyad.
Arsyad juga mengaku, jika ia sangat bersyukur sebab bisa hadir dan menjadi saksi sejarah saat itu, 21 tahun yang lampau, suara Arsyad mulai agak pelan dan serak, matanya juga mulai berkaca-kaca.
“Saya bersyukur, sebab Tuhan masih memberi saya umur panjang, banyak diantara pelaku sejarah saat itu yang sudah almarhum, mereka telah menghadap Sang Pencipta,” tutur Ketua DPC Gerindra Luwu Utara itu.
Ia mulai menyebut beberapa nama, para tokoh dan sesepuh yang menjadi saksi sejarah dalam acara pelantikan caretaker Bupati Luwu Utara sebagai tindaklanjut dari Undang-undang Nomor 13 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Luwu Utara yang diteken Presiden BJ Habibie saat itu.
“Ketika itu, bersamaan dengan 11 daerah lain yang juga dimekarkan oleh Pusat dan caretakernya langsung dilantik di Jakarta. Dari tokoh Tana Luwu yang ikut hadir, saya masih ingat ada almarhum Andi Hasan Opu To Hatta, kemudian almarhumah ibu Wati Sulthani, almarhum Andi Baso Rahim, Bupati Luwu almarhum Kamrul Kasim, dan lain-lain, banyak sekali tokoh yang hadir, sekitar 50-an,” kata Arsyad.
Banyak hal yang menjadi keprihatinan Arsyad Kasmar, jelang 21 tahun Luwu Utara, tepat hari ini, Senin 27 April 2020.
Secara khusus, ia menuliskan catatannya berupa opini, saran dan masukan bagi tanah leluhurnya, sebagai putra daerah yang pernah merasakan pahit getir kehidupan di Baebunta, kampung halamannya, tempat ia ditempa semenjak kanak-kanak dan kini berevolusi menjadi pengusaha sukses di Ibukota.
Apa saja?
(Bersambung)
(iys)
Edisi Khusus HUT Lutra ke 21 (Bag. 1)