KORANSERUYA.COM–Operasi pasar minyak goreng yang awalnya akan diadakan di pelataran Islamic Center Kota Palopo berakhir ‘zonk’ karena ribuan warga berkerumun. Namun ternyata, setelah operasi pasar minyak goreng tersebut dihentikan, Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Palopo bersama distributor dan pihak terkait lainnya, mengadakan operasi pasar di wilayah kecamatan.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Palopo, Nuryadin, mengatakan, setelah operasi pasar minyak goreng di Islamic Centre dihentikan pada Selasa 1 Maret 2022 lalu, pihaknya memindahkan operasi pasar tersebut ke tiga kecamatan pada Rabu, 2 Maret. Tiga kecamatan tersebut, yakni Wara Selatan, Wara Timur, dan Sendana.
“Sebanyak 2.000 liter minyak goreng yang awalnya akan dijual kepada masyarakat melalui operasi pasar di Islamic Center, dialihkan ke 3 kecamatan tersebut. Alhamdulilah, operasi pasar berjalan lancar. Satu keluarga mendapatkan 2 liter minyak goreng dengan harga Rp14 ribu per liter,” kata Nuryadin, kemarin.
Untuk operasi pasar di kecamatan lainnya, Nuryadin menyebutkan, pihaknya akan mengadakannya dalam waktu dekat ini dengan menggandeng distributor minyak goreng. “Kita tunggu kesiapan distributor, tetap akan diadakan ke kecamatan dengan sistem digilir,” katanya.
Dijelaskan Nuryadin, operasi pasar di kecamatan tersebut melibatkan lurah, termasuk para ketua RT/RW. Sebab, para lurah, apalagi Ketua RT/RW lebih mengetahui warganya yang sangat membutuhkan minyak goreng untuk diprioritaskan. “Lurah dan para Ketua RT/RW lebih mengetahui mana warga yang lebih butuh minyak goreng sehingga itulah yang kita prioritaskan membeli di operasi pasar. Langkah ini ternyata efektif untuk menstabilkan stok dan harga minyak goreng di pasaran,” katanya.
Operasi pasar minyak goreng akan terus digelar Disdag Kota Palopo menggandeng distributor hingga memasuki Bulan Suci Ramadhan. “Target kita, stok dan harga minyak goreng akan stabil saat jelang dan selama Puasa. Operasi pasar ini upaya menstabilkan,” katanya.
Tak hanya mengadakan operasi pasar, Disdag Palopo bekerjasama distributor mengupayakan tidak ada monopoli penjualan minyak goreng kepada pengecer tertentu di pasar, tetapi pendistribusiannya lebih merata. “Stok-stok minyak goreng di pasar, termasuk retail modern akan distabilkan,” katanya.
Hanya saja, Nuryadin mengakui, stok minyak goreng cepat habis di pasaran, baik pasar tradisional dan retail modern, lantaran banyaknya warga dari luar Palopo ikut berburu minyak goreng ke Kota Palopo. “Banyak warga dari daerah tetangga ikut berburu minyak goreng, sehingga cepat habis. Ini tidak bisa dihindari karena Palopo pusat perekonomian di Luwu Raya,” jelas mantan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Palopo ini.
Faktor lain menyebabkan stok minyak goreng cepat habis di pasar, urai Nuryadin, karena adanya ulah sejumlah pedagang online yang selama ini tidak bekerjasama dengan pihak distributor, menjual minyak goreng kemasan harga Rp14 ribu per liter secara online dengan harga tinggi. Pedagang online ini berburu minyak goreng ke pasar, termasuk ritel modern untuk selanjutnya dijual secara online. “Harganya sangat mahal, sekitar Rp30 ribu per liter. Ini juga akan kita tertibkan demi menstabilkan stok dan harga di Palopo,” katanya. (liq)