Jalan Poros Palopo-Toraja Putus di KM 24 Akibat Longsor, Apa Tanggapan BBPJN di Makassar?

1983
Warga yang ingin melintas terpaksa harus berjalan kaki dan mendorong motornya supaya bisa tembus di lokasi bencana longsor di KM 24 Battang Barat, Palopo, Jumat petang (26/6) kemarin. (Foto: Hendra Firdaus)
ADVERTISEMENT

PALOPO–Tanah longsor yang mengakibatkan jalan nasional yang menghubungkan kota Palopo dan kabupaten Toraja Utara di KM 24 kelurahan Battang Barat Kecamatan Wara Barat, Jumat 26 Juni 2020 kemarin membuat warga, baik yang ada di Palopo maupun yang dari Toraja Utara kesulitan dalam hal transportasi.

Vitalnya jalan poros antarkabupaten/kota ini dalam beberapa hari ke depan diyakini bisa membuat ekonomi kedua daerah terdampak, utamanya bagi suplai ikan segar, sayuran dan logistik dari Palopo ke kabupaten Toraja Utara yang dikenal sebagai lumbung pariwisata Sulawesi Selatan.

ADVERTISEMENT

Lantas bagaimana tanggapan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah XIII dan Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional di Makassar?

Saat dihubungi, Jumat tadi malam (26/6), Ishak Rahim ST, sekretaris Satker Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan dari anggotanya yang ada di lapangan dan sejak hari pertama longsor di bulan April lalu, ia mengaku sudah melakukan penanganan awal.

ADVERTISEMENT
Warga yang ingin melintas terpaksa harus berjalan kaki dan mendorong motornya supaya bisa tembus di lokasi bencana longsor di KM 24 Battang Barat, Palopo, Jumat petang (26/6) kemarin. (Foto: Hendra Firdaus)

Hanya saja, sejauh ini BBPJN masih melakukan kajian dan baru akan melakukan pengecekan ke KM 24 Battang Barat untuk melihat lebih dekat sumber masalah dan rencana penanganannya ke depan.

“Sampai saat ini masih ada kondisi tanah yang labil sehingga jalan di lokasi tersebut sementara terputus dan ditutup. Untuk upaya selanjutnya akan dilakukan pengecekan terhadap kondisi tanah guna menentukan penanganan yang akan dilakukan BBPJN,” ucapnya lewat sambungan telepon dengan redaksi KORAN SERUYA.

Ia melanjutkan, “untuk saat ini kami fokus di tanggap daruratnya dulu, mungkin sekitar 2 atau 3 hari tim baru bisa ke lokasi,” imbuh Ishak.

“Analisis sementara, ada pola patahan atau rekahan di struktur tanah, ada air yang mengalir di bawah permukaan tanah dan jenis tanah yang mudah lepas,” tuturnya.

Ishak Rahim sendiri belum bisa memastikan bentuk penanganan ruas jalan di KM 24 yang rentan bencana longsor tersebut pasca kejadian kemarin.

“Saya belum tahu nanti bentuk penanganannya seperti apa, karena ada tim survei dan tim perencananya tersendiri, apakah nanti ada treatment khusus, mereka nanti yang menyusun, tetapi 2-3 hari ke depan, kita fokus ke tanggap bencananya dulu,” tandasnya.

Baca Juga: Data Fakta Longsor Putus Jalur Palopo-Toraja Utara, 9 Rumah Ambruk Terseret Longsor

Sebelumnya diberitakan media ini, bencana longsor yang memutus jalan Trans Sulawesi poros kota Palopo-Toraja Utara di KM 24 Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo, Sulsel, tidak menelan korban jiwa. Namun, longsor ini menyebabkan 9 rumah milik warga setempat amblas terbawa longsoran masuk jurang, Jumat (26/6/2020) kemarin.

Atas bencana alam ini, tim BPBD Palopo bersama instansi terkait mengevakuasi warga di jalur tersebut karena longsor susulan masih dikhawatirkan terjadi. “Warga di sekitar lokasi sudah dievakuasi, ancaman longsor susulan masih berpotensi terjadi,” kata Kepala BPBD Antonius Dengen.

Jalan Poros Palopo di KM 24 Battang Barat yang terputus Jumat kemarin (26/6) juga mengakibatkan listrik di kawasan itu ikut terputus akibat tumbangnya tiang listrik saat bencana longsor terjadi.(Foto: Hendra Firdaus)

Jalan trans Sulawesi poros Palopo-Toraja Utara di KM 24 Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, kota Palopo, terputus.

Jalan nasional ini amblas akibat longsor, Jumat (26/6/2020), sore ini, sekitar pukul 16:00 Wita.

Longsor terjadi setelah hujan mengguyur daerah di daratan tinggi Kota Palopo sejak dini hari hingga siang tadi. Beberapa hari terakhir ini, jalan poros Palopo-Tana Toraja itu memang telah longsor dan beberapa titik amblas, sehingga jalan tersebut sudah sulit dilalui kendaraan besar.

Sebagian warga yang berada di kawasan itu jauh-jauh hari telah mewaspadai longsor susulan mengingat curah hujan masih cukup tinggi dan berpotensi adanya longsor susulan.(iys)

ADVERTISEMENT