Jasad Pelaku Bom Bunuh Diri Dikubur di Maros, Makamnya Digenangi Air

471
Suasana pemakaman jenazah Pasutri pelaku bom bunuh diri, yang dimakamkan di Maros Sulsel, Selasa 30/3. (Foto: Tribun Makassar)
ADVERTISEMENT

MAROS–Jenazah pasangan suami istri (Pasutri) pelaku bom bunuh diri di Katedral Makassar hari Ahad lalu, petang tadi telah dimakamkan di pemakaman keluarga di Kelurahan Pallantikang, Kecamatan Maros Baru, Maros, Sulawesi Selatan, Senin (29/3/2021).

Identitas lengkap Pasutri itu telah diketahui, yakni Muh. Lukman dan Yogi Shafitri Fortuna.

ADVERTISEMENT

Sebelum dimakamkan, Polisi terlebih dahulu melakukan identifikasi pencocokan sidik jari dan DNA. Setelah hasilnya keluar dan dinyatakan cocok, jenazah kemudian diserahkan kepada pihak keluarga.

Jenazah Lukman dan YSF dimakamkan dalam satu liang di sebelah makam ayah Lukman.

ADVERTISEMENT

Proses pemakaman ini dihadiri keluarga dan mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian.

Saat prosesi pemakaman, hujan deras turun dan menggenangi liang lahat Pasutri sekitar 30 menit dengan ketinggian air sekitar semata kaki.

Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar Dimakamkan Satu Liang Lahat, Ini Lokasinya

Meski begitu, petugas pemakaman tetap melanjutkan prosesi penguburan. Pemakaman ini juga diwarnai isak tangis keluarga yang tidak menyangka pasangan pengantin baru itu menjadi Pelaku bom bunuh diri.

Pasangan ini diketahui baru menikah sekitar 6 bulan lalu dan dinikahkan oleh tersangka teroris bernama Rizaldi.

Rizaldi merupakan teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Sulsel dan memiliki keterkaitan dengan aksi terorisme di Jolo, Filipina.

Lukman adalah seorang anak yatim dan hidup bersama ibunya di Makassar sejak ayahnya meninggal tahun 2000 silam, saat itu Lukman masih berusia 5 tahun.

Pasutri ini sering mengikuti pengajian di perumahan Villa Mutiara Cluster Biru, Kecamatan Biringkanaya, Makassar. Dalam pengajian tersebut, Lukman dan Yogi kerap memberikan doktrin jihad.

Lukman dan istrinya tinggal di Jalan Tinumbu I Lorong 132, Kelurahan Bunga Ejaya, Kecamatan Bontoala, Makassar.

Menurut Ketua RW 1 di Jl Tinumbu I, Hamka mengatakan, jika pelaku pemboman Gereja Katedral Makassar, Lukman dikenal anak yang penyabar.

“Ia penyabar sekali dari kecil, sudah yatim dari umur 5 tahun,” ujar Hamka, Senin (29/3/2021). Lukman adalah anak sulung dari dua bersaudara. Menurut Hamka perubahan Lukman terasa saat pria 26 tahun itu memutuskan berhenti kuliah. Lukman lebih pendiam dan mulai jarang berkumpul dengan tetangganya. Ia juga kerap pulang malam.

“Dia kuliah dekat sini, saya lupa kampus apa. Tapi tiba-tiba dia mau berhenti, bahkan saya kasihan sama ibunya, karena tidak mau dilarang,” jelasnya.

“Berubah, dia sering pulang malam, terus sudah tidak mau bergaul sama warga di sini. Dulu memang pendiam, tapi masih mau kumpul,” lanjutnya.

Bahkan Lukman semakin keras dan sering menegur ibunya jika melakukan ritual adat salah satunya barasanji.

Dia juga tidak mau makan ayam atau sapi kalau bukan dia sendiri yang menyembelih.

“Dia selalu tegur orang tuanya kalau barazanji, katanya bid’ah, tidak boleh.

Bahkan Lukman ini tidak mau makan ayam atau sapi kalau bukan dia sendiri yang potong,” tuturnya.

(*)

ADVERTISEMENT