Masamba — Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang begitu serius dan besar perhatiannya terhadap wilayah terpencil di Kabupaten Luwu Utara, khususnya Seko dan Rampi. Hal ini diutarakan Indah saat memimpin Focus Group Discusion (FGD) Pengembangan Kawasan Sapi Potong di Wilayah Seko dan Rampi, Senin (19/11/218) di Ruang Rapat Wakil Bupati.
“Kami mengapresiasi kegiatan FGD Pengembangan Kawasan Sapi Potong yang kita lakukan hari ini guna menghasilkan gagasan dan ide untuk peningkatan sektor Peternakan di Kabupaten Luwu Utara dan Provinsi Sulawesi Selatan. Masyarakat sangat men-support kegiatan ini, dengan tetap memperhatikan kearifan lokal, khususnya di Kecamatan Seko dan Rampi, yang sangat memperhatikan dan mengedepankan kearifan lokal dan adat di sana,” jelas Indah.
Istri Muhammad Fauzi ini menambahkan, pengembangan kawasan sapi potong di Seko dan Rampi adalah program unggulan dari Gubernur Sulawesi Selatan. “Kita berharap FGD yang kita lakukan hari ini sedapat mungkin memberikan gambaran informasi yang utuh dari wilayah Seko dan Rampi,” ujar Indah dalam arahan pengantarnya di hadapan Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, dan para Kepala Perangkat Daerah Lingkup Pemda Lutra.
Indah menyebutkan, Seko adalah daerah yang luas wilayahnya paling besar di Luwu Utara dengan jarak tempuh ± 120 km. “Populasi ternak sapi dan kerbau berdasarkan data terakhir adalah 2.233 ekor sapi dan wilayah pengembangannya ada di desa Lodang dan Padangbalua. Sementara ternak kerbau ada di kisaran 5.575 ekor, dengan wilayah pengembangannya di desa Taloto, Marante, Tirobai, Padangraya, dan Padangbalua,” ungkap Indah.
Itu di Seko. Bagaimana di Rampi? Orang nomor satu di Luwu Utara ini menyebutkan, Rampi dengan wilayah terluas kedua, memiliki jarak tempuh ± 86 km dari Masamba, ibukota kabupaten Luwu Utara. “Populasi Sapi di Rampi ada 1.154 ekor, dengan daerah pengembangan berada di desa Sulaku, Dodolo, Onondowa dan Leboni. Sementara untuk ternak kerbau, populasinya ada 1.000 ekor di desa Dodolo dan Tedeboe,” ungkap Indah lagi.
Sementara Kepala Disnak dan Keswan Sulsel, Abdul Azis, mengatakan, Seko dan Rampi adalah dua wilayah terpencil di Lutra yang digadang-gadang sebagai pusat pengembangan peternakan di Sulsel. “FGD hari ini lebih banyak berbicara tentang pengembangan kawasan ternak. Untuk itu, kami ingin mendapatkan informasi terkait hal tersebut. Besar harapan kami, wilayah ini kita jadikan master plan pengembangan ternak sapi di Sulsel,” pungkasnya. (man)