PALOPO—Jika anda memiliki gangguan kapasitas fisik ataupun kemampuan fungsional tubuh, kini dapat diatasi dengan pengobatan rehabilitasi medik dan fisioterapi.
Pengobatan ini mengandalkan terapi fisik tanpa harus mengkonsumsi obat. Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Sp. KFR) yang disebut sebagai dokter rehabilitasi medik, merupakan keilmuan medis yang memiliki cakupan luas. Seorang dokter rehabilitasi medik dituntut mampu menangani pasien dengan fungsi tubuh bermasalah agar kembali mandiri.
Demikian diutarakan Direktur RSUD Sawerigading, dr Nasaruddin Nawir Sp.Og melalui Direktur Administrasi, Keuangan dan Bina Program, Aifah SSTP MSi, saat ditemui Koran Seruya di ruang kerjanya, Rabu 30 September 2020.
ADVERTISEMENT
“Di RSUD Sawerigading kini telah hadir dokter rehabilitasi medik dan fisioterapi, namanya dr. Nilla Mayasari, Sp. KFR. Ia merupakan dokter spesialis gangguan dan permasalahan kesehatan serta motorik di Poliklinik kami di RSUD Sawerigading,” ungkapnya.
Gangguan/permasakahan kesehatan itu antara lain rehabilitasi pasien pasca stroke, pasca operasi jantung atau operasi besar lainnya, gangguan pernafasan, masalah tulang dan otot (orthopedi), sinusitis, dan lainnya, imbuh Aifah.
Kebutuhan pengobatan rehabilitasi medik mencakup semua umur. Termasuk di dalamnya pria maupun wanita, dengan jenis dan tingkat rehabilitasi berbeda-beda. “Tindakan pengobatan rehabilitasi medik yang dilakukan akan disesuaikan dengan kondisi dan keterbatasan fisik yang dialami,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Adapun kondisi yang memerlukan rehabilitasi medik itu seperti, pasien penderita stroke, jantung, hernia nucleus pulposus (HNP), dan penderita penyakit paru obstruktif kronik.
”Dalam tindakannya terdapat satu tim yang terdiri dari berbagai macam terapi,” terang Aifah.
Ia menambahkan, jika layanan ini hanya sekali sebulan di Poliklinik RSUD Sawerigading dan jadwalnya akan disampaikan langsung di media maupun media sosial, imbuhnya.
“Dengan hadirnya Rehabilitasi Medik & Fisioterapi di RSUD Sawerigading, kami berupaya memberikan pelayanan kesehatan terpadu kepada pasien melalui praktek berbasis bukti (evidence based) dengan didukung tenaga ahli dan peralatan yang selalu mengikuti perkembangan teknologi kedokteran,” pungkas Aifah sambil berpromosi. (iys)