Jusuf Kalla Kunjungi PT BMS, Tinjau Langsung Peleburan Nikel

146
Foto: Jusuf Kalla (JK) melakukan kunjungan ke PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) yang berkedudukan di Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
ADVERTISEMENT

LUWU — Jusuf Kalla (JK) melakukan kunjungan ke PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) yang berkedudukan di Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Kunjungan JK ke pabrik smelter miliknya, untuk melihat secara langsung proses peleburan nikel atau tapping metal ferro nickle, Senin (22/4/2024) malam.

Di tungku pabrik satu PT BMS itu sudah dapat memproduksi nikel batang jenis feronikel. Sementara pabrik dua dalam proses penyelesaian, dari enam target pengadaan pabrik secara berjenjang.

ADVERTISEMENT

JK mengatakan, alhamdulillah pabrik satu yang dibangun lima tahun lalu kini sudah dapat memproduski nikel batangan. Terhitung sejak tahun 2019 Kalla Group melakukan pembebasan lahan di lingkar perusahaan smelter tersebut.

Mantan wakil presiden RI itu menaruh target, pabrik PT BMS bisa memproduksi 33 ribu ton nikel batangan pertahunnya. “Kita target nikel 33 ribu ton tiap tahunnya,” kata JK.

ADVERTISEMENT

Dijelaskan, tungku peleburan pabrik nikel ini dinyalakan dengan memakai bahan bakar batu bara. Dan sistem kelistrikannya dari Tana Toraja dialiri lewat tiang-tiang saluran udara tegangan ekstra tinggi atau sutet.

Foto: Proses peleburan nikel di tungku satu PT BMS.

“Kita ingin memberikan bahwa perusahaan nasional juga sanggup menjadi yang terbaik selama kita ingin bekerja terlatih dan terampil,” ungkap JK.

JK menegaskan, dalam proses perekrutan karyawannya, BMS memprioritaskan tenaga kerja lokal. “Disini yang bekerja 80 persen anak Palopo dan Luwu. Sisanya 20 persen kita pakai tenaga dari luar,” ungkapnya.

Foto: Hasil produksi jenis feronikel di PT BMS.

Senada dengan JK. Site Manager PT BMS, Zulkarnain mengatakan, bahwa di pabrik satu ini sudah memproduksi nikel batang sejak 12 April lalu. Satu pabrik itu dikelolah sampai 4.079 orang tenaga kerja lokal operational dan maintenance. Dan ditarget minimal mencetak 100 ton feronikel perhari. Meski kapasitas pabrik ini mampu memproduksi 800 sampai 1.000 ton nikel perharinya.

“Persentasenya 80 persen memakai tenaga kerja lokal untuk operational dan maintenancenya. Dan kami target akan membangun sebanyak enam pabrik,” ungkap Zulkarnain.

Sementara di pabrik dua, kata Zulkarnain, masih dalam tahap pembangunan dan ditarget rampung di bulan November 2024 mendatang. Jenis pabrik dua ini punya perbedaan dengan pabrik satu.

“Hasil produksi di pabrik dua nanti adalah jenis nickel sulphate battery grade. Kalau di pabrik satu tadi jenis produksinya feronikel,” ungkapnya.

Ia mengklaim, bahwa pabrik dua nanti setelah rampung merupakan satu-satunya pabrik di Indonesia yang mampu mencetak nikel jenis sulphate battery grade. (mat) 

ADVERTISEMENT