PEDIS JENDERAL!

1198
Prabowo Subianto
Prabowo Subianto
ADVERTISEMENT

JAKARTA–Sehari jelang Prabowo Subianto mengumumkan calon wakil presidennya, muncul tuduhan yang mengagetkan jagad politik tanah air. Adalah Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief menuding ada permainan duit dibalik “mbalelonya” sang jenderal Prabowo.

Andi Arief malah menyebut, Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu sebagai jenderal kardus. Yakni jenderal yang tidak berpikir sebelum mengambil tindakan.

ADVERTISEMENT

Sontak, ciutan Andi Arief di media sosial ini membuat semua parpol pendukung Prabowo geram. Tak terkecuali Partai Amanat Nasional (PAN). Sebab Arief menuding Prabowo “diseruduk” duit Rp500 miliar untuk memilih Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.

Tidak cuma itu, Arief juga menyebut PAN dan PKS dibeli Sandi untuk maju sebagai cawapres Prabowo. PAN memastikan tuduhan yang dilontarkan wakil sekretaris jenderal Partai Demokrat (PD) itu akan membawa konsekuensi politik.

ADVERTISEMENT

(BACA JUGA): Dua Perawat Ini Mesum di Kamar Mandi RS di Siang Bolong, Olalala… Kepergok Satpam

Menurut anggota Dewan Kehormatan PAN Dradjad H Wibowo, partainya pasti menutup pintu bagi Ketua Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) PD Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang sebelumnya digadang-gadang sebagai cawapres untuk mendampingi Prabowo Subianto.

“Yang jelas tuduhan AA (Andi Arief, red) itu merugikan Demokrat dan AHY sendiri,” ujar Dradjad melalui pesan singkat, Kamis (9/8), dikutip KORAN SeruYA dari Heraldmakassar.com.

Mantan anggota DPR itu menjelaskan, sebenarnya nama AHY sudah masuk dalam daftar nama bakal cawapres PAN. Namun, PAN kini tak mau lagi mempertimbangkan nama putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu gara-gara tuduhan Andi.

(BACA JUGA): Bahrum Daido Makin Intens Garap Basis LAM dan Abang

“Dengan tuduhan tersebut, nama AHY akan dicoret dari pertimbangan PAN,” tegas Dradjad.

Lebih lanjut Dradjad mengatakan, tuduhan yang dilontarkan Andi ke PAN tidak hanya merusak peluang AHY untuk menjadi cawapres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Sebab, akan ada implikasi lebih serius yang bakal ditanggung partai pimpinan SBY itu.

“Selain merusak kans AHY, tuduhan tersebut telah merusak komunikasi Demokrat dengan partai lain, dalam hal ini PAN. Saya berharap Demokrat menyelidiki latar belakang yang bersangkutan (Andi Arief, red),” pungkas Dradjad.

Sebelumnya Andi Arief menyatakan, Sandiaga yang juga wakil ketua Dewan Pembina Gerindra membayar PAN dan PKS. Tujuannya agar bisa menjadi pendamping Prabowo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

(BACA JUGA): VIDEO: Curi Ponsel Jemaah Haji, Ibu di Sulsel Ini Diikat di Tiang Listrik, Hijabnya Dilepas…

“Sandi sanggup membayar masing-masing per parpol Rp 500 miliar demi pilihannya untuk menjadi cawapres,” katanya.

(HM/*/cbd/)

ADVERTISEMENT