PALOPO — Walikota Palopo HM Judas Amir menghadiri Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Dalam Rangka Hari Guru Nasional (HGN) dan HUT Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Ke 76 Tahun 2021. Kegiatan itu berlangsung di Stadion Lagaligo Kota Palopo, Minggu (14/11/2021).
Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong oleh Walikota Palopo. Kegiatan itu juga menampilkan peserta devile sembilan Kecamatan. Para peserta devile terbaik yakni dari Kecamatan Wara Barat, Kedua dari Kecamatan Mungkajang dan Ketiga Kecamatan Wara Utara.
Laporan Panitia Pelaksana Basman berharap kegiatan ini dapat berjalan dengan tertib penuh dengan kekeluargaan, penuh dengan kebersamaan, sportifitas, solidaritas harus dijaga.
Untuk porseni kali ini cabang olahraga dibatasi. Adapun cabang olahraga yang diperlombakan yakni catur, tennis meja, bola volly, bulu tangkis, sepak takraw, sepak bola dan senam tobelo.
Untuk cabang yang diperlombakan yakni nyanyi solo dan lomba karya tulis ilmiah bagi guru. Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 14 hingga 24 November 2021.
Walikota Palopo dalam sambutannya menyampaikan masalah Covid-19 di Indonesia belum berakhir. Untuk itu dia berharap kegiatan ini tidak akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. “Oleh karena itu, kegiatan ini dilaksanakan dengan catatan bahwa kita rakyat Indonesia satu kesatuan dan aturan,” jelas Walikota Palopo.
“Aturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah dan sudah kewajiban kita harus ikuti. Oleh karena itu, tidak ada satupun yang punya hak kewenangan untuk menyatakan bahwa covid tidak ada. Kita boleh melakukan sesuatu tapi protokol kesehatan tetap wajib dilakukan,” tegasnya.
“Para peserta kiranya tidak dengan sengaja ataupun tidak sengaja meninggalkan protokol kesehatan yang dianjurkan bahwa salah satu kewajiban kita tidak lepas apa yang menjadi peraturan Pemerintah Pusat yang harus diimplementasikan,” pungkasnya.
Turut dihadiri Kadis Pendidikan Kota Palopo Syahruddin, Ketua TP PKK Kota Palopo dr Hj Utia Sari Judas, Ketua PGRI Kota Palopo Kartini Alwi, Dewan Pendidikan Kota Palopo Dr Suaedi, serta Para Kepala Sekolah dan Guru.
Hari Guru Nasional (HGN) adalah hari untuk menunjukkan penghargaan terhadap guru, dan diperingati pada tanggal yang berbeda-beda bergantung pada negaranya. Di beberapa negara, hari guru merupakan hari libur sekolah. Di Indonesia, HGN diperingati tiap tanggal 25 November.
Melansir laman Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Kemendikbud, Peran guru dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia sungguh besar dan sangat menentukan.
Peran tersebut terus dilakoni dari masa ke masa. Dari era kapur, spidol, hingga pembelajaran daring, guru Indonesia terus mengupayakan pembelajaran yang bermakna untuk peserta didik.
Sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan tanggal 25 November selain sebagai HUT PGRI juga sebagai Hari Guru Nasional.
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menegaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Di masa pandemi, guru-guru Indonesia tetap giat dan aktif mencari solusi terbaik demi berlangsungnya pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
Ada yang sudah melakukan pembelajaran daring. Ada guru yang membuat anak-anak menjadi kelompok kecil dan didatangi secara bergiliran. Ada yang masuk ke sekolah dengan menggunakan jadwal bergilir dengan protokol kesehatan yang sangat ketat.
Ada yang mendatangi rumah siswa dan berdiskusi dengan orang tua siswa untuk membantu proses belajar mengajar di rumah. Ada yang mencari sinyal di seberang sungai, dan sebagainya. “Selamat Hari Guru Nasional! Bangkitkan Semangat Wujudkan Merdeka Belajar.”
Hari Guru Nasional (HGN) kembali diperingati pada 25 November 2020. Penetapan HGN sendiri berkaitan dengan riwayat berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Melansir laman PGRI, organisasi PGRI berawal dari Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) yang telah berdiri sejak 1912. Organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman Belanda berdiri pada tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).
Sejalan dengan itu, di samping PGHB berkembang pula organisasi guru baru. Pada tahun 1932, dengan penuh kesadaran, 32 organisasi guru yang berbeda-beda latar belakang, paham dan golongan sepakat bersatu mengubah nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).
Saat zaman kependudukan Jepang, PGI dilarang melakukan berbagai aktivitas karena segala jenis organisasi dilarang di waktu itu. Setelah Indonesia merdeka pada 1945, Kongres Guru Indonesia pada 24-25 November 1945 di Surakarta.
Dalam kongres tersebut, dibentuklah organisasi PGRI untuk mewadahi semua guru di Indonesia. Puluhan tahun kemudian, pemerintah RI pun menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994. Keppres tersebut menetapkan berdirinya PGRI sekaligus sebagai Hari Guru Nasional. (kominfo)