PALOPO – Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Cokroaminoto Palopo, menyelenggarakan Pekan Budaya, dengan tema “Membumikan Kearifan Lokal di Bawah Payung Nasionalisme”. Kegiatan pembukaan berlangsung di Pelataran Kampus 3 UNCP, Senin 16 Januari 2023.
Turut hadir dalam acara tersebut Dekan FKIP, Ketua Prodi PGSD, Andi Nila Ferawati mewakili Kedatuan Luwu, dosen dan mahasiswa lingkup prodi PGSD. Mahasiswa tampak antusias mengikuti pekan budaya, dengan menggunakan pakaian adat daerah.
Pekan budaya merupakan projek tugas akhir mata kuliah budaya bugis, bahasa daerah, dan kesenian. Kegiatan diikuti oleh mahasiswa semester 3,5, dan 7. Pekan budaya merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilaksanakan pada akhir semester gazal berjalan.
Dr. Sehe, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Cokroaminoto Palopo dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kegiatan pekan budaya sebagai bentuk sumbangsih dan upaya melestarikan budaya lokal. “Jadilah pewaris peradaban yang berwawasan global dan berkarakter lokal,” tukasnya.
Iin Dwi Aristy Putri, S.KM.,M.Kes Ketua Program Studi PGSD mengapresiasi pelaksanaan pekan budaya yang diprakarsai oleh dosen dan mahasiswa PGSD.
“Terima kasih kepada mahasiswa yang telah melaksanakan kegiatan ini ,yang tentunya dibimbing oleh tim dosen. Semoga kegiatan ini memberikan dampak untuk membumikan kearifan lokal di tana Luwu,” tutup Iin.
Andi Kilawati, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah budaya bugis menyampaikan bahwa konten ritual adat bugis yang ditampilkan untuk mengingatkan mahasiswa tentang budaya daerah. “Konten ritual adat bugis yang ditampilkan merupakan gerakan agar mahasiswa tidak melupakan jati diri lokal,” tuturnya.
Lebih lanjut Andi Kilawati mengungkapkan sebagai pewaris peradaban di tengah gerusan budaya asing, mahasiswa diharapkan menjadikan kegiatan ini sebagai esensi merawat jati diri lokal.
Zulham, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah bahasa daerah menyampaikan bahwa bahasa merupakan wujud budaya, sebagai asas mengadakan kegiatan pekan budaya. “Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing”, tutur Zulham.
Ketua panitia Andi Muhammad Musaysar Misbah melaporkan bahwa pekan budaya dilaksanakan dalam 3 sesi/hari. “Sesi 1 untuk pagelaran ritual adat bugis, sesi 2 untuk pagelaran vocal grup dan makanan tradisional, dan sesi 3 untuk pentas puisi drama dan nyanyi solo,” tuturnya. (jun)