Luwu Utara–Menarik apa yang diungkapkan Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, saat menjadi pembicara pada Web-seminar (Webinar) Nasional yang digelar Gamal Institute Pengembangan Perkebunan Berkelanjutan, Jumat (10/7/2020). Bupati yang berbicara dari ruang kerjanya mengungkapkan, salah satu program yang tidak tersentuh kebijakan refocusing dan realokasi anggaran akibat pandemi covid-19 adalah program pengembangan kakao.
“Akibat pandemi covid-19, banyak program terdampak akibat kebijakan refocusing dan realokasi anggaran. Namun, kebijakan penganggaran kita di sektor perkebunan, khusus untuk kakao, sama sekali tidak ada refocusing dan realokasi anggaran,” ungkap Indah Putri. Kenapa demikian? Bupati beralias IDP ini menyebutkan bahwa sektor perkebunan, khusus kakao, adalah salah satu sektor andalan yang menyentuh langsung masyarakat.
“Sebagai informasi, perkebunan kakao di Luwu Utara semuanya perkebunan rakyat. Tidak satu pun perkebunan industri. Olehnya itu, kami menyadari dengan komitmen yang kuat, kita berharap nantinya nilai lebihnya akan didapatkan oleh petani kita,” terangnya. Apa saja yang disiapkan dalam upaya mengembalikan kejayaan kakao di Luwu Utara? Selain penyiapan bibit dan sambung pucuk, pemda juga menyiapkan infrastruktur di area-area produksi.
Dia menyebutkan, keberadaan dua varietas unggul lokal, sekaligus klon unggul nasional, yang sudah mendapat pengakuan dari negara, MCC 01 dan MCC 02, adalah modal berharga bagi Pemda Lutra untuk kembali mengembangkan klon unggul lainnya. “Kakao di Luwu Utara cukup punya sumber daya yang baik untuk kita bisa mengembangkan klon unggul nasional lainnya,” tutur Bupati peraih penghargaan peduli perkebunan dari Menteri Pertanian ini.
Masih IDP, dibutuhkan komitmen para pemangku kepentingan untuk mengambalikan apa yang diimpikan selama ini, yaitu mengembalikan kejayaan kakao di Lutra. “Komitmen dan kepedulian kita semua akan sangat membantu petani kakao dalam pengembangannya,” pungkasnya. Berdasarkan data DTPHP Lutra, luas areal kakao 2015 – 2019 mengalami peningkatan 10,48%, produksi meningkat 26,04%, dan provitas meningkat dari 990 kg/ha menjadi 1.005 kg/ha.
Selain Bupati Indah Putri Indriani, hadir juga sebagai pembicara dalam Webinar yang bertemakan Prospek Perkebunan Kakao pada Masa dan Pasca Covid-19 ini, Guru Besar Unhas Prof Laode Asrul, Kadis Pertanian TPHP Sulawesi Selatan Ardin Tjatjo, Direktur Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Agung Wahyu Susilo, Ketua Dewan Kakao Indonesia Dwiatmoko Sutiono, serta Ketua Masyarakat Kakao Indonesia Aluisius Wayandanu. (LP/LH)