Punya Nilai Ekonomi Tinggi, Dinas Perikanan Palopo Dorong Masyarakat Budidaya Udang Vaname

318
Dinas Perikanan Kota Palopo menggelar sosialisasi metode budidaya udang vaname. Bekerja sama dengan PT Esaputlii Prakasa Utama kegiatan itu dilaksanakan di Kelurahan Temalebba, Kecamatan Bara, Kota Palopo, Rabu (12/1/2022). (Foto : Dok. Pemkot Palopo)
ADVERTISEMENT

PALOPO — Dinas Perikanan Kota Palopo menggelar sosialisasi metode budidaya udang vaname. Bekerja sama dengan PT Esaputlii Prakasa Utama kegiatan itu dilaksanakan di Kelurahan Temalebba, Kecamatan Bara, Kota Palopo, Rabu (12/1/2022).

Kepala Dinas Perikanan Palopo, Hj Nurlaeli mengatakan sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi udang vaname yang dibudidayakan masyarakat. Selain itu, kegiatan tersebut sejalan dengan program prioritas Dinas Perikanan Palopo tahun 2022.

ADVERTISEMENT

“Program peningkatan produksi budidaya perikanan sangat bermanfaat bagi pengembangan udang vaname di Palopo. Dengan meningkatkan produksinya, tentu membawa dampak positif bagi masyarakat,” jelas Nurlaeli.

Dia menjelaskan komoditas udang saat ini menjadi primadona di pasar dunia. Untuk itu, dia meminta masyarakat harus menangkap peluang ini demi peningkatan ekonomi kerakyatan.

ADVERTISEMENT

“Dinas Perikanan berupaya untuk terus memotivasi dan membina masyarakat pembudidaya untuk memgembangkan udang vanname ini di Kota Palopo. Sangat disayangkan bila peluang yang besar ini tidak dimanfaatkan dengan baik,” ujarnya.

“Jika hasil produksi pembudidaya udang vaname meningkat, tentu ekonomi masyarakat terus bergerak, pendapatan meningkat dan kesejahteraan juga semakin baik,” pungkasnya.

Indonesia sendiri menempati urutan ketiga terbesar sebagai negara pengekspor udang di pasar dunia. Urutan pertama dan kedua ditempati Thailand dan India.

Khusus udang vaname, kontribusi volume ekspor mencapai 85 persen. Udang vaname memiliki karakteristik spesifik seperti mampu hidup pada kisaran salinitas yang luas, mampu beradaptasi dengan lingkungan bersuhu rendah, memiliki tingkat keberlangsungan hidup yang tinggi, dan memiliki ketahanan yang cukup baik terhadap penyakit sehingga cocok untuk dibudidayakan di tambak.

Udang vaname merupakan udang yang berasal dari daerah subtropis pantai barat Amerika, mulai dari Teluk California di Meksico bagian utara sampai pantai barat Guatemala, El Salvador, Nicaragua, Kosta Rika di Amerika Tengah hingga ke Peru di Amerika Selatan.

Di Indonesia udang vaname mulai banyak dibudidayakan dan dijadikan sebagai pengganti udang windu (Penaeus monodon), dimana produksi udang windu menurun sejak 1996 akibat penurunan kualitas lingkungan dan sering mengalami kematian massal akibat penyakit dan virus.

Dalam Surat Keputusan (SK) Menteri Kelautan dan Perikanan RI. No. 41/2001 tentang Pelepasan Varietas Udang Vaname sebagai varietas Unggul, bahwa udang vaname merupakan udang varietas unggulan yang mampu meningkatkan produksi, pendapatan dan kesejahteraan petani ikan.

Udang vaname mempunyai keunggulan diantaranya dapat mencapai ukuran besar, dapat tumbuh secepat udang windu (3 g/minggu), dapat dibudidayakan pada kisaran salinitas yang lebar (0,5- 45 ppt /part per thousand), kebutuhan protein yang lebih rendah (20-35%) dibanding udang windu dan dapat ditebar dengan kepadatan tinggi hingga lebih dari 150 ekor/m2.

Secara morfologi udang vaname memiliki tubuh berbuku-buku dan aktivitas berganti kulit luar (eksoskeleton) secara periodik (moulting). Bagian tubuh digunakan untuk makan, bergerak, membenamkan diri ke dalam lumpur (burrowing), menopang insang, dan organ sensor seperti antena dan antenula.

Udang vaname memiliki tubuh yang dibalut kulit tipis keras dari bahan chitin berwarna putih kekuning-kuningan dengan kaki berwarna putih. Untuk ukuran tubuhnya sendiri bila dibandingkan dengan udang windu ataupun udang jrebug, udang vaname memiliki ukuran yang lebih kecil.

Kepala udang vaname terdiri dari antenula, antena, mandibula (tulang rahang bawah), dan dua pasang maxillae (tulang rahang atas). Kepala udang vaname juga dilengkapi dengan tiga pasang maxillipied untuk makan dan lima pasang kaki untuk berjalan (periopoda). Abdomen (bagian perut) terdiri dari 6 ruas. Pada bagian abdomen terdapat 5 pasang (pleopoda) kaki renang dan sepasang uropoda (ekor kipas) yang membentuk kipas bersama-sama telson (ekor).

Dilansir pada laman pskl.menlhk.go.id, pada Januari 2019 lalu, Presiden Joko Widodo melaksanakan panen raya udang vaname di lokasi Izin Pemanfaatan Hutan Perhutanan Sosial (IPHPS) di Desa Pantai Bakti, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (30/1).

Sebanyak 5 ton udang Vaname dipanen oleh Presiden Joko Widodo dengan perkiraan pendapatan per hektar mencapai Rp317.550.000. Biaya produksi udang vaname diperkirakan sebesar Rp 180 juta setiap satu hektar.

Selain bernilai ekonomi, udang juga termasuk salah satu makanan laut yang baik untuk kesehatan. Di dalam daging udang terkandung kalsium, potassium dan fosfor yang merupakan sumber vitamin A dan E. Sama halnya dengan ikan, udang pun merupakan sumber makanan laut yang mengandung asam lemak omega 3 yang berfungsi mengurangi peradangan dan risiko penyakit jantung. (ayb/liq)

ADVERTISEMENT