KORANSERUYA–Saat ini yang dibutuhkan di tengah pandemi global covid-19 adalah semangat saling menguatkan satu sama lain. Meluasnya wabah ini dapat dijadikan sebagai momentum membangun solidaritas sosial antarsesama. Tidak boleh ada pertikaian, tidak boleh ada silang pendapat, dan tidak boleh ada saling menyalahkan. Semua harus berada dalam satu semangat yang sama, yaitu bersatu melawan covid-19 dengan segenap potensi yang ada.
Pemerintah Daerah Luwu Utara, bersama segenap Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), organisasi kemanusiaan, keagamaan, kepemudaan, perempuan, keprofesian, dan seluruh masyarakat tanpa terkecuali, telah membangun semangat persatuan untuk ikut terlibat dalam memerangi virus corona ini. Ada banyak langkah penanganan covid-19 yang telah dilakukan guna memutus mata rantai penularan covid-19.
Upaya membangun kolaborasi, sinergi sumber daya dan strategi percepatan penanganan covid-19, menjadi grand design pemerintah untuk membangun kekuatan melawan makhluk kecil tak terlihat ini, termasuk melawan rasa cemas akibat peningkatan kasus yang signifikan dari hari ke hari. Sosialisasi dan edukasi yang dilakukan bersama segenap stakeholder lainnya, frekuensinya terus ditingkatkan, dan menyasar sampai ke wilayah terpencil.
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, sering mengatakan, masa pandemi covid-19 adalah momentum membangun solidaritas sosial antarsesama. Ia tak ingin orang-orang yang terpapar covid-19 menjadi korban stigmatisasi di tengah-tengah masyarakat. “Kalau ada yang terpapar, mereka adalah korban yang harus diberi semangat agar imunnya membaik dan sembuh,” kata Indah. Perang melawan covid-19 adalah arena perjuangan kemanusiaan.
Sejak Pemerintah Kabupaten Luwu Utara menyatakan tanggap darurat covid-19, maka sejak itu pula Bupati bersama jajaran dan unsur Forkopimda, membentuk Gugus Tugas Percepatan Pencegahan Covid-19, yang juga diikuti dengan pembentukan Posko Induk dan Posko Bersama yang ada di wilayah perbatasan barat dan timur. Penyemprotan disinfektan di beberapa fasilitas layanan publik juga dilakukan, termasuk rumah-rumah ibadah.
Terkait realokasi dan refocusing APBD 2020, Bupati menyiapkan anggaran Rp 23 Milyar untuk percepatan penanganan covid-19. Salah satunya, program jaring pengaman sosial yang akan mengintervensi sekitar 18.181 KK yang berada di luar Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Tak hanya itu, anggaran ini juga digunakan untuk memberikan insentif para tenaga medis, termasuk memprioritaskan pengadaan alat pelindung diri (APD).
Terkait dana desa, pemanfaatannya dilakukan dengan sistem padat karya tunai dengan mengedepankan pencegahan covid-19. Langkah antisipatif lainnya adalah mengeluarkan Surat Edaran Pembentukan Relawan Desa dengan melibatkan unsur di desa agar penanganan covid-19 lebih efektif, terarah dan terkoordinir dengan baik. Guna meringankan beban warga di tengah pandemi, Bupati juga menggratiskan tagihan air bagi keluarga pra sejahtera.
Banyak hal yang telah dilakukan, tapi tak sedikit pula yang masih diperjuangkan demi memutus rantai penularan covid-19. Semua ini takkan berhasil, jika seluruh pihak masih mengedepankan perbedaan. Bupati berharap masa pandemi tidak dijadikan komoditas politik dan ekonomi. Semua harus memiliki rasa empati kemanusiaan. Inilah saatnya menghadirkan rasa solidaritas dan empati kemanusiaan dengan saling memberikan manfaat. (LH)