KORANSERUYA.COM–Kandidat Ketua DPD II Golkar Luwu Utara sekaligus mantan Bupati Luwu Utara, Sulsel, Arifin Djunaidi bagai kena ‘sliding tackle’ oleh rivalnya di Musda Golkar Luwu Utara, Indah Putri Indriani.
Keinginan Arjuna, begitu Arifin Junaidi akrab disapa, menakhodai Golkar Luwu Utara tampaknya bakal tidak mulus. Alasannya, dia kena ‘sliding tackle’ lewat diskresi yang dikeluarkan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar.
DPP Partai Golkar akhirnya menerbitkan surat diskresi jelang pelang pelaksanaan Musda DPD II Golkar Luwu Utara. Dalam surat yang diteken langsung oleh Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto itu, tertera nama Indah Putri Indriani.
Sekedar diketahui, jelang pelaksanaan Musda DPD II Golkar Luwu Utara, ada dua kandidat yang mendaftarkan diri untuk maju bertarung di arena musda. Mereka adalah Indah Putri Indriani dan Arifin Junaedi.
Rupanya, dari dua kandidat yang akan berebut pucuk pimpinan ‘Beringin’ di Luwu Utara, keduanya meminta diskresi ke DPP I Partai Golkar sebagai syarat mencalonkan diri sebagai Ketua Golkar Luwu Utara. Keduanya dianggap memiliki kelemahan untuk memimpin Partai Golkar, sehingga harus mengantongi diskresi DPP.
Baik Indah dan Arjuna sama-sama tidak memenuhi syarat pencalonan sesui aturan dalam AD/ART partai dan petunjuk pelaksanaan Nomor 2 tahun 2020 tentang penyelenggaraan musyawarah musyawarah partai golkar di Daerah.
Arjuna pernah pindah partai, yakni Partai Amanat Nasional (PAN) sehingga membutuhkan diskresi DPP Partai Golkar agar bisa maju di arena Musda Golkar Luwu Utara. Sedangkan Indah yang sudah dua periode menjabat Bupati Luwu Utara, dinilai belum lima tahun berstatus sebagai kader partai berlambang beringin rimbun itu.
Hasilnya, DPP Partai Golkar hanya mengeluarkan diskresi untuk Indah. Praktis, untuk maju ke arena Musda Golkar Luwu Utara, Indah bakal mulus. Arjuna sendiri, ya itu tadi, belum maju sudah kena ‘sliding tackle’ di DPP Partai Golkar.
Untuk diketahui, istilah sliding tackle ini umumnya dilakukan oleh para pemain bertahan dalam sepakbola, baik bek ataupun yang berposisi sebagai gelandang bertahan. Teknik ini dilakukan oleh para bek dengan menjatuhkan diri untuk dapat mengganggu keseimbangan pemain yang diincar, umumnya yang memiliki kemampuan penguasaan bola dan akselerasi yang tinggi.
Namun maksud ‘sliding tackle’ dalam konteks politik jelang Musda Golkar Luwu Utara ini– terkait diskresi yang dikeluarkan DPP– bukan dalam sebuah pertandingan sepak bola, melainkan hanya sebuah perumpamaan saja.
Departemen Pemenangan Pemilu Wilayah Sulawesi DPP Partai Golkar, Muhammad Baliah, mengamini DPP hanya mengeluarkan diskresi untuk satu calon. “Untuk musda Golkar Luwu Utara, diskresi dari DPP sudah keluar untuk ibu Indah Putri Indriani,” ungkap Baliah, Rabu (1/9/2021).
Dia menambahkan, salah satu pertimbangan mendasar DPP memberikan diskresi kepada Indah Putri Indriani, karena Indah adalah kandidat usungan Golkar pada Pilkada 9 Desember 2020 yang lalu. “Hanya untuk satu nama (Indah). Diskresi itu sepenuhnya adalah kewenangan ketua umum,” tegas Baliah.
Sebelumnya hal itu juga telah ditegaskan oleh Ketua DPD I Golkar Sulsel, Taufan Pawe saat fit and propertest calon ketua Golkar Luwu Utara di kantor DPD I Golkar Sulsel (25/06/2021) yang lalu.
Taufan Pawe menjelaskan Arifin Junaedi memang adalah kader senior Golkar, hanya saja Arjuna pernah hijrah ke partai lain (PAN.red), sedangkan Indah Putri Indriani belum lima tahun berstatus sebagai kader partai berlambang beringin rimbun itu. (liq)