MAKASSAR– Pelaku bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar telah diketahui identitasnya. Kedua pelaku bom bunuh diri tersebut ternyata pasangan suami-istri (pasutri) yang baru menikah sekitar 6 bulan lalu.
Kedua pelaku, yakni lelaki Lukman alias L, dan istrinya berinisial YSF. Keduanya tewas di lokasi kejadian.
Dalam siaran persnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan sejumlah fakta-fakta baru soal pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar tersebut. Salah satu fakta baru yang diungkap Kapolri, ternyata Lukman sebelum beraksi meledakkan bom sempat membuat surat wasiat. Surat tersebut ditujukan ke ibunya.
“Iya, benar pelaku (Lukman) sempat meninggalkan surat wasiat kepada orang tua,” kata Jenderal Sigit saat jumpa pers di Mapolda Sulawesi Selatan, Makassar, Senin (29/3/2021).
Isi surat tersebut, beber Kapolri, Lukman berpamitan kepada ibu dan keluarganya. Dalam surat tersebut, Lukman juga menyampaikan siap mati syahid bersama istrinya.
Tak hanya itu, Kapolri mengungkapkan bahwa kedua tersangka menikah pada 6 bulan lalu. Keduanya dinikahkan oleh tersangka teroris yang sudah ditangkap.
“Saudara L dan YSF ini beberapa bulan yang lalu tepatnya 6 bulan lalu dinikahkan oleh Risaldi,” ungkapnya.
Keduanya merupakan anggota kelompok JAD. Setelah bom bunuh diri di Makassar, Polri telah mengamankan sejumlah terduga teroris di sejumlah wilayah.
Sementara itu, ibu kandung dari pelaku bom bunuh diri wanita di depan Gereja Katedral, Makassar, EM, mengungkapkan, dalam keseharian, putrinya berjualan makanan via online. Suami putrinya, yang juga pelaku pria bom bunuh diri, bertugas mengantar pesanan makanan.
“(Kesehariannya) jual online, makanan. Itu suaminya yang antar (pesanan makanan),” kata EM saat ditemui di RS Bhayangkara, Makassar, Senin (29/3/2021), dilansir KORAN SERUYA dari detik.com.
EM mengungkapkan putrinya menikah dengan suaminya itu sekitar 7 bulan lalu. Setelah itu, EM jarang bertemu dengan putrinya karena sudah berumah tangga sendiri.
“Sudah jarang (ketemu) selama menikah ini, biasa ji datang di rumah tapi jarang,” ujarnya.
Bahkan EM mengaku kaget saat mengetahui putrinya itu menjadi salah satu pelaku bom bunuh diri. “Baru tahu tadi malam (kalau anak saya pelaku),” katanya.
Sebelumnya, Biddokes Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) mengambil sampel DNA keluarga pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Makassar. Polisi hendak memastikan identitas pelaku bom bunuh diri.
“Biddokkes Polda Sulsel melakukan tes antemortem yang dan juga periksa DNA terhadap korban yang diduga sebagai pelaku peledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral yang terjadi kemarin,” kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes E Zulpan saat ditemui di RS Bayangkara Makassar, Senin (29/3).
Pengambilan sampel DNA dari keluarga pelaku bom bunuh diri juga untuk memastikan jenis kelamin kedua terduga pelaku.
“Yang diperiksa itu, tentunya kita sedang menggali dan memastikan siapa keterangan korban yang meninggal dunia yang berjenis kelamin wanita, yang identitasnya belum kita ketahui,” jelasnya. (***)