*Siswa Teliti Tanaman Hidroponik
PALOPO-Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Palopo, mulai melakukan ujian sekolah untuk seluruh peserta didik yang duduk dibangku kelas IX yang ada di sekolah tersebut.
Ujian tersebut, dilakukan dalam bentuk praktek, proyek, penugasan, dan unjuk kerja, untuk mengganti nilai ujian sekolah yang dimana pada tahun sebelumnya diadakan dalam bentuk tulisan pada semua mata pelajaran.
Bentuk ujian ini sendiri, sesuai dengan Permendikbud Nomor 43 tahun 2019 yang khusus mengatur tentang Ujian diselenggarakan sekolah dan Ujian Nasional (UN).
Selain mengatur tentang UN, Permendikbud ini juga memberi kewenangan kepada setiap sekolah untuk memilih bentuk ujian sekolah yang akan dilaksanakan di masing-masing sekolah.
Khusus untuk mata pelajaran IPA, salah satu praktek yang diberikan kepada siswa SMP Negeri 3 Palopo, meminta para siswa untuk menanam sayuran sawi dengan cara hidroponik.
Tanaman hidroponik itu sendiri merupakan budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman.
Hal tersebut, dikatakan oleh salah seorang guru mata pelajaran IPA, Reni saat ditemui Koran Seruya di ruangan kerjanya, di SMP Negeri
3 Palopo, Senin (17/2/2020).
Reni menjelaskan, media yang digunakan dalam praktek ini menggunakan barang bekas, antara lain spon, gelas plastik dan jerigen bekas. Sedangkan air yang digunakan yaitu air oxy sebagai pengganti air nutrisi.
Dia menerangkan, jika para siswa nantinya akan memantau tanaman yang mereka tanam setiap harinya.
“Kita akan pantau hingga bulan maret, karena tanaman hidroponik ini membutuhkan waktu lama jadi praktek ini dilakukan mulai sekarang, dan praktek ini sudah berjalan selama empat hari,” kata Reni.
Ia menjelaskan, jika selain melakukan penelitian terkait tanaman yang ditanam secara hidroponik, para siswa juga dapat membudidayakan tanaman dengan mudah, dan memanfaatkan barang bekas.
“Semoga dengan adanya kegiatan ini, siswa dapat dengan mudah membudidayakan tanaman, tidak perlu menggunakan tanah, dan juga bisa memanfaatkan barang bekas menjadi barang berguna,” tambah Reni.
Lebih jauh, dirinya mengatakan jika ujian ini akan dilakukan hingga bulan Maret 2020 mendatang, mengingat proses menanam tanaman hindroponik membutuhkan waktu yang cukup lama.
“Ujian praktek ini dilaksanakan mulai Februari hingga bulan Maret, tapi untuk laporan hasil praktek para siswa nantinya, akan dikumpulkan pada awal bulan April” jelas Reni. (Anggi)