MAKASSAR- Harapan akademisi dan sejumlah kalangan yang menginginkan ada lembaga survei kredibel dan objektif tingkat nasional melansir data surveinya untuk Pilgub Sulsel, akhirnya terjawab.
Adalah Jaringan Suara Indonesia (JSI) yang mempublish temuan riset terbarunya satu bulan jelang pencoblosan. Lembaga survei dan konsultan politik yang bermarkas di Jakarta ini, merilis prilaku pemilih yang dipotretnya di bulan Mei.
Sesuai data, tingkat keterpilihan atau elektabilitas pasangan Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar (IYL-Cakka) berada di posisi pertama. Duet nomor urut 4 yang maju lewat usungan koalisi rakyat atau independen, memiliki elektabilitas 29,8%.
Sedangkan di posisi kedua ditempati Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (NA-ASS) yang mengantongi dukungan 26,1%. Disusul di posisi ketiga, adalah Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-Aziz) 20.0%. Sementara Agus Arifin Nu’mang-Tanribali Lamo (Agus-TBL) hanya 7,1%.
“Responden yang belum memutuskan siapa yang didukung itu 14,0%. Dan tidak menjawab, serta rahasia 3%,” kata Wakil Direktur Eksekutif JSI, Popon Lingga Geni saat memaparkan temuan surveinya di Grand Imawan, Makassar, Senin (28/5/2018) .
Popon yang lembaganya dikenal “merajai” kemenangan Pilkada di sejumlah wilayah di Indonesia selama 8 tahun terakhir, mengakui jika pilgub Sulsel tergolong ketat. Apalagi selisih antara IYL-Cakka dengan pasangan yang berada di posisi kedua dan ketiga, itu di bawah 10%.
Meski demikian, di temuan surveinya tersebut, selisih IYL-Cakka dengan NA-ASS sudah melebihi batas marjin error dalam survei yang melibatkan 1.200 responden. Sebab marjin of error 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%. Sementara selisih antara IYL-Cakka dengan NA-ASS menghampiri 4%.
Ia mengurai, pertarungan Pilgub Sulsel akan berlangsung lebih ketat hingga pencoblosan, sehingga dinamika satu bulan ke depan akan menjadi penentu siapa yang keluar sebagai pemenang. Dan semua itu ikut ditentukan seberapa efektif strategi yang dijalankan masing-masing kandidat.
Sekadar diketahui, JSI yang pernah mendapatkan rekor MURI sebagai lembaga paling presisi di Indonesia untuk hitung cepat, melibatkan 1.200 responden dengan teknik sampling, multistage random sampling.
Wawancara tatap muka responden menggunakan kuisioner. Begitu juga untuk menjaga akurasi dan objektifitas hasil survei, semua populasi pemilih di Sulsel memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai responden. (adn)