LUTIM – Semarak HUT Kemerdekaan RI yang ke-74 masih terasa. Bahkan pada Kamis (22/8/2019) sore, di Desa Lampenai, Kecamatan Wotu, Luwu Timur masih digelar lomba gerak jalan.
Menariknya, lomba gerak jalan yang diikuti perwakilan dusun ini dilaksanakan berbeda dari biasanya. Selain mengenakan kostum yang unik, aba-aba peserta menggunakan Bahasa Wotu.
Kepala Desa Lampenai, Muhammad Zaenal Bachri mengatakan dirinya bersama perangkat desa dan tokoh pemuda sengaja menggagas lomba dengan konsep anti-mainstream. “Ini bukan lomba gerak jalan indah, tapi kami menyebutnya lomba gerak jalan bebas,” kata Zaenal kepada Koranseruya.com.
Lebih dari itu, lanjut Zaenal, peserta memang diminta untuk lebih mengedepankan kearifan lokal. “Misalnya soal penggunaan Bahasa Wotu, ini bukan sekadar jadi hiburan bagi penonton tapi kami ingin bahasa daerah ini lebih sering digunakan. Jangan sampai terlupakan kearifan lokal,” kata Zaenal kepada Koran Seruya.
Pada lomba gerak jalan bebas itu, peserta memang tampak mengenakan pakaian yang unik dan mayoritas pesertanya dari kalangan ibu rumah tangga, bahkan banyak lansia (lanjut usia). Ada peserta yang menggunakan panci sebagai tutup kepala, pakai daster dan aksesoris unik lainnya yang mengundang decak kagum sekaligus gelak tawa penonton dan tim juri.
Dijelaskan Zeanal, lomba ini diikuti 21 peserta dari dusun dan RT yang ada di Desa Lampenai. Adapun soal pelaksanaannya, Zaenal membantah jika lomba ini digelar dadakan dan terbilang terlambat. “Bukan dadakan karena memang sudah direncanakan. Awalnya, kami kan menunggu lomba yang diadakan di tingkat kecamatan. Tapi karena tidak ada, ya kami laksanakan agenda yang memang sudah direncanakan hari ini,” jelasnya.
Sementara itu, pemenang lomba gerak jalan bebas Desa Lampenai dimenangkan RT 02 Dusun Benteng, kemudian Kader Posyandu sebagai juara kedua dan peserta dari Dusun Sumber Nyiur juara ketiga. (kin)