Waspada! BMKG Sebut Gempa Susulan dengan Magnitudo Besar Masih Berpeluang Terjadi di Majene

862
Pray For Sulawesi Barat (Sulbar). (Foto: Twitter emwe'ez art work)
ADVERTISEMENT

JAKARTA–Menyusul gempa di wilayah Majene, Sulawesi Barat dengan magnitudo 6,2 pada hari ini, Jumat (15/1) pukul 02.28 WITA, dimana gempa susulan dengan getaran lebih kuat, mengguncang Sulbar dan sekitarnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi masih akan terjadi gempa susulan yang berkekuatan cukup besar di sekitar provinsi tersebut.

Sebelumnya, Kamis (14/1/2021), gempa dengan magnitudo 5,9 mengguncang wilayah Majene sekitar pukul 14.30 Wita. Tiga kali gempa susulan yang terasa hingga kota Makassar dengan durasi lebih lama.

ADVERTISEMENT

Saat terjadi gempa susulan, sejumlah warga di Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar, berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menganalisis masih ada kemungkinan gempa susulan yang cukup kuat di Majene, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar). Masyarakat diminta siaga dan tetap memonitor info BMKG.

ADVERTISEMENT

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menjelaskan potensi ini dibaca dari analisis sejarah gempa bumi yang pernah terjadi di sekitar Sulawesi Barat pada 1969 silam.

“Kami menganalisis berdasarkan data kegempaan yang pernah kami rekam dan history yang lalu, kami menganalisis masih dimungkinkan adanya gempa susulan yang cukup kuat seperti dini hari tadi atau sedikit lebih tinggi lagi, masih dimungkinkan,” kata Dwikorita dalam jumpa pers, Jumat (15/1/2021).

Episenter gempa hari ini terletak pada koordinat 2,98 LS dan 118,94 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 6 km arah TimurLaut Majene, Sulawesi Barat pada kedalaman 10 km.

Episenter hari ini sangat berdekatan dengan sumber gempa yang memicu tsunami dengan ketinggian 4 meter di Pelattoang dan 1,5 meter di Parasanga dan Palili pada 23 Februari 1969 silam dengan kekuatan M6,9 pada kedalaman 13 km.

Gempa Butuh Respons Cepat, Andi Arief: Harus Ada yang Berani Membangunkan Presiden dari Tidur

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menyatakan Indonesia merupakan wilayah yang rawan gempa. Karena itu masyarakat dan pemerintah diminta untuk mewaspadai gempa yang kecenderungannya semakin meningkat.

Seperti halnya yang terjadi di Majene Sulawesi Barat karena Mamuju Thrust yang masih sangat aktif. Hingga saat ini sudah ada 28 gempa susulan, dan BMKG mengenali 3 dari sumber gempa yang memiliki kesamaan dengan kejadian di masa lalu.

Politisi Partai Demokrat, Andi Arief pun mengingatkan pemerintah soal ancaman bencana gempa bumi di Indonesia. Menurutnya, selama ini anggaran untuk penelitian gempa masih sangat minim.

“Penelitian soal Gempa minim anggarannya, geologi kebumian kurang dapat perhatian. Banyak gempa misterius terjadi karena sebelumnya tidak diketahui karena tidak diteliti,” kata Andi Arif dilansir Koran Seruya dari Fajar.co.id, Jumat (15/1/2021).

Andi Arief berharap kejadian gempa yang terjadi di Sulbar tidak menimbulkan dampak yang parah. Dirinya berharap pemerintah pusat dandaerah bisa segera merespons kondisi tanggap darurat di lokasi.

“Harus ada yang berani membangunkan Presiden dari tidur jika terjadi gempa merusak malam hari. Agar ada tindakan cepat pemerintah dan menteri terkait. Sehingga pagi hari sudah ada langkah kongkret penyelamatan primer dan sekunder. Ujian terbesar itu ada di masa sulit,” sebutnya.

Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat itu menyebutkan pengalaman tahun 2011-2014 lalu, Indonesia sempat dilanda beberapa kali gempa bumi hingga mengakibatkan tsunami.

(*/iys)

ADVERTISEMENT