JAKARTA–Pandemi Covid-19 belum juga usai. Namun, kini dunia sudah dihadapkan pada mutasi virus corona jenis baru.
Mutasi virus corona jenis baru ini diketahui awalnya muncul di Inggris. Varian baru virus corona tersebut, diketahui diberi nama VUI 202012/01 menyertakan mutasi genetik pada protein “spike” yang dapat menjadi penyebab penyebaran virus secara langsung dan mudah di antara manusia.
Jika selama ini gejala umum Covid-19 pada umumnya yang telah diketahui masyarakat seperti demam, batuk, dan flu. Seperti dikutip Times of India, Sabtu (26/12/2020) ada tujuh gejala baru yang disoroti oleh National Health Service (NHS) terkait virus corona jenis baru ini.
Tujuh gejala baru tersebut ialah, kelelahan lalu hilangnya selera makan, sakit kepala, diare, linglung atau kebingungan, nyeri otot, hingga ruam-ruam pada kulit.
Menurut peneliti dari King’s College, jika mengalami gejala baru seperti yang disebutkan di atas, maka besar kemungkinan itu adalah pertanda orang tersebut terinfeksi Covid-19.
“Jika Anda mengalami gejala baru itu, mungkin itu adalah Covid-19. Jangan ambil risiko, maka Anda dan keluarga harus segera mengisolasi diri dan menjalani tes sesegera mungkin,” kata sang peneliti, dilansir Koran Seruya dari Warta Ekonomi.
Untuk diketahui, baru-baru ini Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan bahwa ada satu orang warganya terkonfirmasi terinfeksi Covid-19 baru asal Inggris yang sangat menular tersebut.
Pasien diketahui merupakan seorang gadis asli Singapura berusia 17 tahun yang bersekolah di Inggris sejak Agustus 2020. Ia melakukan perjalanan pulang ke Singapura dari Inggris pada 6 Desember lalu, keesokan harinya ia dilaporkan mengalami demam dan dipastikan terinfeksi Covid-19 pada 8 Desember 2020.
Kemungkinan Masuknya Virus Corona Baru ke RI, Pakar: Virus Gak Kenal Musim dan Geografis!
Bagaimana Indonesia mengantisipasi mutasi virus corona Virus Under Investigation 20201201 (VUI 20201201) yang telah ditemukan di Selatan Inggris itu? Tidak hanya itu, varian terbaru virus corona yang mirip dengan di Inggris juga kabarnya ditemukan di Afrika Selatan dan Australia.
Terkait dengan penemuan strain baru itu, Menteri Ristek dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa masyarakat harus waspada. Hal ini lantaran virus tersebut memiliki karakteristik menyebar dengan cepat.
“Sudah terlihat di Inggris penularannya lebih cepat, tapi belum ada bukti varian ini menimbulkan tingkat keparahan yang lebih tidak membuat penyakitnya lebih berat dan juga tidak menambah tingkat kematian. Tapi tentu tidak boleh lupa bahwa penyebaran SARS-CoV-2 ini langsung terkena pada orang yang berpotensi seperti orang dengan komorbid maupun orang tua,” jelas dia dalam virtual conference, Kamis, 24 Desember 2020.
Di sisi lain, ada sejumlah pendapat yang ada di masyarakat bahwa varian virus ini tidak dapat menyebar di Tanah Air. Hal ini karena pengaruh geografis wilayah Indonesia yang memiliki karakteristik negara tropis. Terkait hal itu, Bambang mengatakan tidak mudah mempercayai pendapat tersebut.
Prancis Negara Berikutnya yang Dibobol Varian Baru Virus Corona
Sementara itu, Prancis mengumumkan munculnya kasus pertama jenis baru virus Corona. Meningkatnya jumlah kasus dan kematian akibat Covid-19 di negara itu, meningkatkan kekhawatiran munculnya gelombang baru penularan, yang akan menghantam negara dengan ekonomi terbesar kedua di Zona Euro tersebut.
Kementerian Kesehatan Prancis mengatakan, seperti dikutip Reuters, seorang pria Prancis baru-baru ini kembali ke Prancis dari London. Saat dilakukan tes, hasilnya dinyatakan positif terinfeksi varian baru virus Corona.
Kementerian mengatakan, kasus pertama ini ditemukan di kota Tours. Pria dimaksud tiba dari London pada Sabtu, 19 Desember lalu. Saat ini, orang tersebut melakukan isolasi mandiri dan dalam kondisi baik saja.
Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock mengatakan, 14 Desember lalu, muncul lonjakan kasus Covid-19 di Inggris, mungkin terkait varian baru virus Corona di negara itu.
Hancock mengatakan, lebih dari 1.000 kasus varian baru telah diidentifikasi, terutama di tenggara Inggris.
Negara-negara di seluruh dunia pun dalam beberapa hari terakhir menutup perbatasan mereka ke Inggris dan Afrika Selatan, setelah diketahui adanya kasus varian baru virus Corona yang menyebar cepat di negara-negara tersebut.
Prancis melaporkan 20.262 kasus Covid-19 baru yang dikonfirmasi, dan 159 kematian terkait lainnya di rumah sakit dalam 24 jam terakhir.
Jumlah kasus Covid-19 Prancis yang dikonfirmasi sekarang mencapai 2.547.771, sementara jumlah kematian akibat Covid-19 mencapai 62.427 – tertinggi kelima di dunia.
(*/iys)