Konspirasi atau Bukan, Indonesia Harus Bisa Mandiri!

485
ADVERTISEMENT

KORANSERUYA — Akhir-akhir ini ada beberapa tokoh hebat yang angkat bicara mengenai teori konspirasi Covid-19. Diantaranya adalah sosok pengusaha sukses Bossman Mardiguwp dan mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah yang dulu pernah berhasil menghentikan pandemi flu burung tanpa harus menggunakan vaksin dari WHO.

Dari beberapa tokoh hebat yang berbicara tentang teori konspirasi Covid-19 akhir-akhir ini, ada salah satu nama yang sudah cukup familiar di kalangan pengusaha Indonesia, yaitu Bossman Mardiguwp yang akrab dipanggil Sontoloyo. Mardiguwp adalah sosok pengusaha yang selalu memberikan kritik terhadap pemerintah agar pemerintah mampu hadir memberikan solusi di tengah-tengah masyarakat ketika terjadi suatu masalah besar, seperti pandemi covid-19 ini.

ADVERTISEMENT

Beberapa waktu yang lalu Deddy Corbuzier mengundang sosok pengusaha sukses tersebut di sebuah podcast yang selalu ditayangkan di akun Youtube milik Deddy Corbuzier sendiri.

Dalam podcast tersebut, Mardiguwp mengatakan bahwa dari beberapa bulan sebelum mewabahnya virus covid-19 di beberapa negara yang lainnya seorang sahabat Prof di Cambridge University mengatakan bahwa Coronavirus ini adalah virus biasa yang diperkaya untuk menyerang sistem imunitas yang ada pada tubuh manusia dan setiap virus itu punya gejala sendiri dan punya pendekatan pengobatannya sendiri.

ADVERTISEMENT

Pada wawancara yang lain, Bossman Mardiguwp juga diundang oleh sosok yang hebat yaitu Helmi Yahya, pada kesempatan itu Mardiguwp juga berbicara tentang konspirasi Coronavirus atau Covid-19.

Dari penjelasan Bossman Mardiguwp bahwa Covid-19 ini adalah produk elite global. Kenapa dikatakan produk elit global, yah siapa lagi yang gencar-gencarnya melakukan perang untuk mendapatkan kekuasaan kendali agar diakui dunia bahwa dia yang paling hebat?

Laboraturium penelitian virus yang ada di dunia yang dicurigai ada 3, yaitu di Amerika, Wuhan (China), dan Israel, kata Mardiguwp dalam bincang santainya dengan Helmi Yahya. Bahwa, ya bisa saja virus ini ada 3 warna, dan kita tidak tahu yang sampai di Indonesia ini yang warna apa, karena beda formulasi virus, berarti beda pula cara pendekatan pengobatannya sendiri.

Seharusnya pemerintah hadir untuk memberikan solusi dengan meneliti virus yang sudah menyebar di Indonesia sendiri, bukan malah menebar ketakutan dengan menyampaikan tiap harinya angka-angka pasien yang positif dan meninggal dunia.

Sosok hebat yang lainnya yang juga angkat bicara tentang konspirasi corona virus adalah mantan Menteri Kesehatan yaitu Siti Fadilah. Beliau adalah mantan menteri kesehatan yang berhasil menghentikan wabah virus flu burung beberapa waktu lampau.

Pada masanya beliau mengatakan bahwa flu burung itu tidak menular dari manusia ke manusia. Pada pandemi itu juga Siti Fadilah menolak vaksin dari WHO dan hasilnya Siti Fadilah menang pada pengadilan melawan WHO dan mampu menghentikan pandemi flu burung, bukan hanya di indonesia tapi yang juga telah menyebar di negara-negara lain.

Pada wawancara antara Siti Fadilah dengan Deddy Corbuzier, Siti Fadilah juga menuturkan bahwa walaupun dirinya menang melawan WHO namun dia tidak mengerti kenapa harus dia yang dipenjara dengan dalih kasus korupsi,

“Saya tidak salah tapi saya kalah. Walaupun saya kalah setidaknya saya pernah membuktikan bahwa saya bisa menghentikan pandemi flu burung,” kata beliau.

“Lebih baik jadi harimau sehari daripada jadi kambing seumur hidup,” katanya.

Sama halnya tanggapan Mardiguwp dengan Siti Fadilah mengenai konspirasi Covid-19, bahwa Indonesia harus mandiri, pemerintah harus meneliti virus yang mana yang menyebar di Indonesia ini, jika virusnya A, B atau C maka lakukan penelitian di Lab. yang ada di Indonesia lalu buat vaksinnya sendiri.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Siti Fadilah bahwa Indonesia harus mandiri, Indonesia adalah bangsa yang besar, bangsa yang tidak harus menunggu vaksin dari negara lain. Indonesia pernah menang melawan pandemi flu burung tanpa membeli vaksin dari negara lain, dan itu mampu diciptakan oleh orang Indonesia sendiri. Indonesia punya Lab yang berada di Surabaya yang pernah digunakan pada masa pandemi flu burung dan itu bisa digunakan untuk meneliti virus yang menyebar di Indonesia saat ini dan seharusnya kita mampu membuat vaksinnya sendiri tanpa harus menunggu dari negara lain, maka dari itu Indonesia harus mandiri.

Percaya atau tidak tentang adanya sebuah konspirasi tergantung dari pandangan tiap individu masing-masing dalam mengikuti perkembangan tentang adanya sebuah pandemi.

Pilihannya hanya ada dua, yaitu kita akan hidup berdampingan dengan Covid-19 dengan penerapan New Normal yang sedang dicanangkan oleh pemerintah sembari menunggu vaksin dari negara lain, ataukah kita harus mandiri dengan meneliti virus yang sudah menyebar dan membuat vaksinnya sendiri.

*) Penulis: Muh Ashar, adalah alumni Fisip Unanda Palopo

ADVERTISEMENT