JAKARTA—Incumbent, bakal calon bupati Indah Putri Indriani banyak dibully, istilah lain bagi perundungan di dunia maya, baik berupa komentar maupun meme yang beredar massif dan terlihat sangat menohok bupati perempuan pertama di Sulawesi Selatan itu.
Rata-rata netizen mempertanyakan kinerja mantan wakil bupati Luwu Utara di zaman Arifin Junaidi (Arjuna) itu. Mereka juga menyayangkan jika foto-foto pencitraan mengendarai motor trail di Seko, misalnya dan foto pencitraan sedang sibuk mengurusi warga yang mengungsi akibat meluapnya Sungai Masamba beberapa hari lalu.
Bakal calon bupati Luwu Utara, Arsyad Kasmar dalam siaran pers yang diterima media ini, Jumat pagi 19 Juni 2020, mengaku sedih jika kepala daerah cenderung lebih memilih pamer-pamer foto pencitraan dibanding program kerja untuk mengatasi solusi di kampung halamannya itu.
“Saya kok miris ya, di saat jalanan ke Seko masih berkubang lumpur, tetapi bupatinya malah sibuk pamer-pamer ketertinggalan daerahnya sendiri, saya sebagai Wija To Luwu merasa malu karena jalanan kabupaten di Provinsi Papua saja masih jauh lebih bagus daripada infrastruktur jalanan di kampung halaman kita sendiri (di Luwu Utara), apanya yang bisa kita banggakan dari situ?,” tanya Arsyad Kasmar sambil mengelus dada.
Ia melanjutkan, jika diberi amanah sebagai bupati Luwu Utara, maka prioritas pertamanya adalah memastikan jalan penghubung Seko-Rongkong-Masamba itu tuntas dalam satu periode AKAS menjabat bupati-wakil bupati di daerah yang tanahnya subur untuk pertanian dan perkebunan itu.
“Saya hanya butuh satu periode untuk memastikan jalan di Seko tuntas, dananya kita bisa curung-curung anggarkan, semua harus terlibat, bisa lewat APBD Lutra multi years, juga dibantu dana APBD Provinsi dan APBN dari Pusat,” terang Arsyad Kasmar yang masih berada di Jakarta dan mengaku masih sibuk menyelesaikan urusan rekomendasi Parpol.
Sedangkan untuk soal banjir, pengusaha asal Baebunta itu menyayangkan incumbent, yang lagi-lagi menurutnya lemah dalam melakukan penegakan hukum terkait penebangan liar (illegal logging) di kawasan hulu sungai atau daerah pegunungan, serta program penghijauan lingkungan dicapnya gagal dan Pemda Lutra dianggapnya tidak fokus pada masalah pendangkalan sungai, pembentukan kawasan hijau di bantaran sungai dan multikompleks masalah tambang galian C di kawasan sungai-sungai besar seperti Salu Rongkong yang masih amburadul.
“Kalau kami diberi amanah, yang kami utamakan nantinya adalah pelurusan badan sungai dan pengerukan di muara utamanya pasir yang sudah menumpuk (pendangkalan), dananya tentu bersumber dari dana APBD dan APBN serta dana bantuan hibah dari Luar Negeri,” terangnya.
Masih kata Ketua DPC Gerindra Luwu Utara itu, “Pajak dari harta kekayaan alam di Luwu Raya yang terdiri dari 3 kabupaten tambah 1 kota masak sih hanya diperas dan diambil dibawa ke Pusat tapi daerah kita infrastrukturnya jalan-jembatan, fasilitas kesehatan, banjir dan sebagainya masih sangat minim penanganan?”
“Di Lutim kita punya tambang PT Vale, kemana semua hasil konsesi pajaknya, pajak hasil bumi di Luwu Utara, Luwu dan Palopo, mengapa daerah kita jalan kabupatennya masih ada yang belum layak dan mirip kubangan sapi? Kemana hati nurani pemimpin kita? Insya Allah, jika kami diberi amanah dan mandat oleh rakyat, saya akan kejar ini. Ini sudah tidak benar!,” Arsyad menandaskan.(rls/iys)