KORANSERUYA.COM–Tana Luwu memiliki segudang daerah yang menyajikan keindahan alam yang dapat memanjakan mata. Salah satunya ialah Pulau Bulu Poloe. Bak kepingan surga, Pulau Bulu Poloe punya memiliki semua persyaratan untuk disebut indah. Air laut yang jernih dihiasi aneka ragam terumbu karang yang memanjakan mata.
Bahkan di beberapa tempat di area pulau terdapat sumber mata air tawar yang menjadikan keunikan tersendiri pada pulau ini.
Selain terumbu karang, Ikan berwarna-warni dan biota laut yang beragam semakin menasbihkan diri sebagai kepingan surga dari negeri nikel.
Pulau Bulu Poloe berlokasi di Teluk Bone, Desa Harapan, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Sekitar satu jam menggunakan perahu motor masyarakat.
Penamaan Pulau Bulupoloe punya makna tersendiri, lho. Diambil dari Bahasa Bugis, Bulupoloe memiliki arti gunung yang terpisah.
Sesuai dengan maknanya, pulau ini memiliki dua bagian terbesar yang dipisahkan sebuah teluk kecil di tengah. Konon katanya, kedua bagian tersebut merupakan patahan gunung yang terbelah akibat tertimpa pohon Walenreng.
Saking besarnya, kayu pohon yang tumbang tersebut dimanfaatkan untuk membuat kapal miliki Sawerigading, seorang putra dari Raja Luwu. Ia berhasrat ingin membuat kapal besar yang dapat mengantarkannya ke Negeri Cina untuk bertemu dengan sang kekasih.
Terlepas dari kisah yang melegenda, Pulau Bulupoloe siap menghipnotis kamu dengan panorama alam yang begitu cantik. Deretan pegunungan yang menyatu dengan atmosfer khas pesisir menjadikan Pulau Bulupoloe sebagai spot buat liburan sekaligus mencari kedamaian.
Apalagi, Pulau Bulupoloe termasuk ke dalam pulau tidak berpenghuni. Jadi, pesona alam, baik di pinggir pantai maupun di dalam pulau sudah pasti masih asri dan alami.
Pantai di Pulau Bulupoloe memiliki pasir putih halus yang menyatu dengan air laut jernih. Saking jernihnya, kamu bisa melihat langsung ikan-ikan yang berenang di tepian serta terumbu karang yang menghiasi dasar laut.
Bupati Luwu Timur, H Budiman Hakim baru-baru ini mengunjungi tempat eksotis tersebut. Mengajak Kepala OPD, Budiman menggelar rapat koordinasi di Pulau Bulu Poloe Desa Harapan Kecamatan Malili, Sabtu (24/07/2021).
Dalam rapat itu, Bupati Luwu Timur, sangat berharap dapat mengelola Pulau Bulu Poloe untuk dijadikan objek wisata unggulan. Namun hal tersebut menjadi kendala, karena Pulau Bulu Poloe itu bukan kewenangan Pemerintah daerah.
“Kami berharap bisa mengelola Pulau Bulu Poloe ini dengan baik. Nanti kami akan berkoordinasi dengan Pemerintah provinsi maupun pusat agar kami mendapatkan izin untuk mengelola objek wisata Bulu Poloe ini,” jelasnya.
Orang nomor satu di Luwu Timur ini yakin jika Pulau Bulu Poloe di kelola dengan baik akan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
Budiman juga memberikan apresiasi kepada komunitas Mori Diving Club (MDC) dan TNI Angkatan Laut yang berperan aktif menjaga habitat terumbu karang bahkan aktif melakukan transplantasi terumbu karang sebagai bagian dari upaya menjaga kelangsungan habitat dan ekosistem laut.
“Terima kasih kepada rekan-rekan komunitas Mori Diving Club dan beberapa komunitas lainnya yang telah berperan aktif menjaga kelangsungan habitat terumbu karang di kawasan Tanjung Parasulu ini. Insya Allah, kalau kita aktif menjaganya tentu akan memberikan manfaat yang besar nantinya bagi masyarakat,” kata Budiman.
Ia berharap, apa yang dilakukan komunitas MDC dan beberapa komunitas lainnya ini, dapat menginspirasi berbagai pihak untuk ikut tergerak menjaga dan melestarikan habitat terumbu karang di Kabupaten Luwu Timur.
Orang nomor satu di Luwu Timur ini juga mengajak para nelayan agar tidak lagi menggunakan bom ikan ketika menangkap ikan karena hal itu dapat merusak terumbu karang dan ekosistem laut.
“Tidak boleh karena keserakahan atau keinginan mendapatkan keuntungan yang besar, kita merusak ekosistem laut dan kelestarian habitat terumbu karang,” pesannya.
“Kita berharap semoga kedepannya, kawasan wisata Tanjung Parasulu ini dapat kita manfaatkan untuk mendukung wisata bahari terumbu karang dan bisa menjadi satu rangkaian kawasan wisata Pulau Bulu Poloe,” katanya.
Sementara Ketua Mori Diving Club, Madras menjelaskan, transplantasi terumbu karang merupakan teknik rehabilitasi terumbu karang dengan cara mengambil bibit karang yang sehat kemudian diwadahi lalu dikembangbiakkan. Setelah tumbuh berkembang disebarkan di wilayah-wilayah yang telah rusak sehingga menciptakan habitat baru.
Lanjut Madras, sudah kurang lebih empat bulan lamanya upaya rehabilitasi terumbu karang ini dilakukan komunitas MDC dengan dukungan kerjasama lembaga terumbu karang Indonesia.
“Kami akan terus berupaya menjaga kelestarian habitat terumbu karang sehingga dapat dinikmati generasi berikutnya,” tutupnya. (rah/liq)