KORANSERUYA.COM–Sejak longsor memutus jalan Trans Sulawesi poros Palopo-Toraja Utara, di Km 24 Battang Barat, akses dari Palopo ke wilayah Toraja Utara memakai kendaraan roda empat sulit dilakukan.
Namun tidak perlu khawatir, tidak lama lagi jalan poros Palopo-Toraja Utara akan berfungsi kembali. Sebab, proyek pengerjaan jembatan penghubung Kota Palopo dan Toraja Utara di KM 24 Battang Barat Palopo, itu sudah memasuki tahap akhir.
Menurut PPK 2.1 PJN Wilayah II Sulsel, Wido Kharisma, pengerjaan jembatan tersebut ditarget selesai akhir Agustus 2021. Namun kata dia, jembatan untuk roda empat tersebut diperkirakan baru bisa digunakan masyarakat pada September 2021.
“Target akhir bulan Agustus sudah rampung. Tapi mungkin baru bisa dilalui untuk umum pada September,” kata Wido, Sabtu (21/8/2021) sore lalu.
Untuk diketahui, muatan sumbu terberat (MST) pada jembatan tersebut adalah 10 ton. “Panjang jembatan yaitu 100 meter. Muatan sumbu terberat 10 ton,” ucapnya.
Proyek tersebut menggunakan anggaran sebesar Rp 31.767.199.361,80 atau Rp 31,7 miliar. Dikerjakan oleh PUPR Bina Marga Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Selatan.
Pada kegiatan itu, pelaksana proyek PT Aphasko Utama Jaya. Sebelumnya, bencana longsor terjadi di poros Palopo-Toraja terjadi 26 Juni 2020 lalu.
Tepatnya di KM 24 Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Palopo. Membuat jalan utama di lokasi tersebut amblas. Tak hanya jalan, 9 rumah ikut terbawa longsor dan sedikitnya 17 kepala keluarga terdampak bencana.
Pasca terjadinya longsor, dibangun jembatan penghubung khusus roda dua. Sementara untuk akses lain, warga yang ingin menuju Palopo ke Toraja atau sebaliknya harus transit mobil.
Tarif mobil dari Kota Palopo menuju jembatan Rp 50 ribu. Kemudian dari jembatan menuju Kecamatan Rantepao juga Rp 50 ribu. Begitupun sebaliknya. Sementara untuk penyeberangan, biasanya penumpang menggunakan jasa ojek dengan tarif Rp 10 ribu. (liq)