HAMPIR sepekan berlalu. Trauma pascagempa dan tsunami yang menerjang Sigi, Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah, masih membekas di ingatan para korban yang selamat. Salah satunya adalah AY Samudra (52) yang tinggal Jl Cumi-cumi, Palu Barat.
Samudera kini terbaring lemah di ruang perawatan bedah laki-laki RSUD Batara Guru Belopa, Kabupaten Luwu. Lukanya belum mengering. Sesekali, ia meringis menahan sakit.
Samudra menceritakan, sebelum kejadian ia berada di dalam salah satu masjid dekat rumahnya untuk melaksanakan salat Magrib.
“Waktu itu saya ada di masjid berniat melaksanakan shalat Magrib. Sebelum takbir, tiba-tiba ada goncangan yang sangat keras membuat saya terjatuh. Belum sempat sadar apa yang baru saja terjadi, tubuh saya sudah terseret air dan menghantam beberapa bangunan dan rumah,” katanya saat ditemui, Kamis (04/10/2018).
Samudera kembali melanjutkan, dia beruntung tidak pingsan dan tetap sadar hingga mampu menyelamatkan diri. Walau selamat, dia mengaku sakit di seluruh tubuh terutama di bagian dada.
Tulang-tulangnya sakit karena membentur benda keras saat terseret air. Kakinya mengalami luka-luka yang cukup serius.
Samudra asli Palu. Dia menikahi Hamsina (36) asal Makassar yang merantau sejak beberapa tahun lalu ke daerah berjuluk Bumi Tadulako itu. Sejak 2 hari yang lalu, Samudra bersama keluarga berada di RSUD Batara Guru Belopa.
Selain pasangan suami istri itu juga ada dua anaknya, Ali Ismail (13) dan Nur Afika (7). Nur Afika juga mengalami luka-luka tetapi tak terlalu parah.
Keluarga Samudra dirawat di RSUD Batara Guru Belopa karena dibawa oleh Yusran (30) asal Makassar, yang bekerja sebagai Analisis Laboratorium di Rumah Sakit Undata Palu.
“Kebetulan saya satu lokasi pengungsian dengan pak Samudra. Melihat kondisi beliau yang mengalami kesakitan pada sekujur tubuh terutama pada dadanya, saya langsung berinisiatif untuk mengajaknya ke Makassar agar cepat mendapatkan perawatan medis. Tetapi dalam perjalanan Pak Samudra semakin mengeluhkan sakit di dadanya dan akhirnya kami melintas di Luwu dan langsung saya bawa ke rumah sakit ini,” ungkap Yusran.
Selain mendapatkan pelayanan medis, keluarga Samudra juga mendapatkan bantuan dari beberapa perawat dan pegawai rumah sakit yang simpati terhadap musibah yang menimpanya.
” Terima kasih atas pelayanan rumah sakit dan para perawat. Setelah sembuh saya rencana melanjutkan perjalanan ke Makassar,” katanya. (ama)