PALOPO — Empat daerah di Sulawesi Selatan menjadi pilot project atau percontohan pupuk NPK bersubsidi khusus kakao dari PT Pupuk Kaltim. Keempat daerah itu adalah Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur serta Pinrang. Hal itu diungkapkan Ketua Tim Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Iman Kurniawan, saat melakukan pemaparan Pupuk NPK Bersubsidi, khusus Kakao, belum lama ini di ruang Pertemuan Kantor BPP, Kecamatan Ponrang Selatan, Kabupaten Luwu.
Menurut Iman Kurniawan, Pupuk NPK Bersubsidi ini tidak gratis namun diberikan subsidi harga (potongan) yang dibayarkan oleh Pemerintah Pusat. Sehingga Petani Kakao bisa mendapatkan bantuan pupuk yang jauh lebih murah dan bisa diperoleh pada kios pupuk di kecamatan atau desa.
Formula Pupuk Khusus Kakao ini direkomendasikan oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) dan telah melalui uji mutu dan efektifitas serta uji demplot di tanah Sulawesi dengan hasil peningkatan produktivitas sekitar 160
-180% per tahun.
“Penggunaan Pupuk NPK ini hanya diperuntukkan untuk petani kakao yang telah berproduksi dan terdaftar e-RDKK, sehingga tidak diperbolehkan untuk dialihkan ke tanaman replanting maupun tanaman lain di luar Kakao. Selain itu, harga HET Pupuk lebih tinggi dari NPK Phonska yang sudah ada saat ini sebab mengandung vitamin tambahan yang hanya cocok untuk Kakao sehingga tumbuh sehat dan lebih tahan terhadap penyakit,” katanya lagi.
Acara sosialisasi ini diikuti oleh Ketua Kelompok Petani Kakao dan PPL dan masyarakat. Juga hadir mitra distributor utama PT Pupuk Kaltim, seperti PT Qaqa Resky Tani, Tim Cocoa Sustainable Partnership (CSP), PT Mars Indonesia, Ketua Umum FoMaKaRa Sam Sumastono, mitra distributor dan kios PT Pupuk Kaltim.
Nursyamsi dari Dinas Pertanian Luwu menjelaskan, pupuk bersubsidi khusus kakao ini hanya diberikan kepada petani kakao dengan luas lahan maksimal 2 hektar tiap petani dan harus diajukan melalui RDKK dan e-RDKK. ” Pupuk bersubsidi ini sangat dinantikan oleh petani kakao yang selama ini produktivitasnya terus menurun dan banyak alih fungsi menjadi lahan sawah,” tandasnya.
Terkait dukungan pengadaan pupuk bersubsidi, Bupati Luwu, Basmin Mattayang, juga sudah menyurat ke pemerintahpusat. Menurut Basmin, dukungan yang diberikan merupakan bentuk nyata dan langkah yang sangat penting bagi daerah sentra penghasil kakao di Indonesia guna mendukung program ketahanan pangan yang menjadi fokus perhatian Pemerintah Republik Indonesia. Untuk Kabupaten Luwu, luas lahan yang membutuhkan pupuk khusus kakao seluas 33.909 hektar dan akan meningkatkan kesejahteraan bagi 27.799 orang petani.
“Program Pupuk Bersubsidi merupakan upaya khusus dari Kementerian Pertanian dan sangat diperlukan untuk mendorong peningkatan produksi kakao, khususnya di Kabupaten Luwu,” harap Basmin. (adn)