KORANSERUYA–Komisi I DPRD Palopo menerima aspirasi warga, tokoh masyarakat dan sejumlah RT/RW dari kecamatan Wara Selatan di gedung wakil rakyat, Jalan A Baso Rahim, Wara Palopo, Rabu 8 April 2020.
Perwakilan warga ini disambut di gedung musyawarah DPRD Palopo yang dihadiri Wakil Ketua DPRD Palopo, Irvan Majid, serta anggota Komisi I lainnya, yakni Baharman Supri, dan Mahdi Alhabsy.
Warga Wara Selatan yang diwakili Islamuddin, sebagai pembawa aspirasi, yang juga mantan anggota DPRD Palopo. Ia meminta, agar pemeriksaan baik kendaraan maupun orang yang masuk jalur selatan agar dimaksimalkan atau diperketat jangan hanya sekedarnya saja (formalitas).
“Kami di Wara Selatan merasa resah, karena kami menilai pemeriksaan di Islamic Center untuk kendaraan yang masuk lewat jalur selatan hanya diperiksa ala kadarnya, tidak ada pembersihan disinfektan, hanya disuruh cuci tangan, dan tes kesehatan dengan alat thermo gun,” ucap Isla.
Bukan hanya itu, pintu-pintu masuk perbatasan kurang dijaga ketat, apalagi pendatang itu tidak menggunakan masker dan mengatur jarak, kata salah seorang warga lainnya yang ikut hadir dalam penyampaian aspirasi ini.
Masyarakat setempat juga melaporkan bahwa masih ada 4 pintu masuk (jalur tikus) yang bisa dilewati tanpa harus melalui pintu di Islamic Centre. Kendaraan tersebut, kata warga, lebih suka lewat jalur tikus daripada masuk lewat depan Islamic Center.
“Kami minta petugas untuk ditambah dan harus lebih tegas, agar mereka yang baru datang di Palopo patuh pada surat edaran walikota, jangan kemana-mana dan wajib isolasi mandiri 14 hari,” kata salah satu ketua RT di kawasan Songka, Wara Selatan.
Sementara itu, Drs Baharman Supri MM, legislator partai Golkar yang duduk sebagai wakil ketua Komisi I DPRD Palopo mengatakan, usulan dan harapan warga hendaknya mendapat perhatian pemerintah kota Palopo utamanya Gugus Tugas yang sudah dibentuk.
Baharman menilai kegiatan Posko Induk Pencegahan Corona di Islamic Center kurang efektif, karena hanya sekedarnya saja dan lebih bersifat formalitas belaka.
“Kami baru dari sana (Posko Induk Corona) mengecek, ternyata (pendatang) hanya disuruh cuci tangan, tidak ada ruangan kotak untuk penyemprotan disinfektan, saya saja baru pulang dari Malangke, disana mereka lebih ketat, saya bilang saya anggota DPRD, tapi petugasnya bilang ‘biar pejabat semua harus turun dari mobilnya’ betapa tegasnya,” papar Baharman kepada Koran Seruya yang dihubungi usai pertemuan tersebut.
“Saya disuruh turun, mobil disemprot luar dalam, nah yang seperti ini yang kita mau,” imbuhnya.
Baharman Supri menambahkan, kedatangan orang-orang dari Surabaya, Makassar, Manado dan Kendari maupun Jakarta lewat jalur pintu selatan, baik dari Bandara Bua maupun lewat jalan darat, semua harus masuk dengan pemeriksaan ketat dan “pembersihan virus” terlebih dulu.
“Kita ingin mencegah jangan sampai semua menjadi terlambat, ketika ada 1 saja kasus positif, itu bisa berpotensi menyebar dan menular kepada yang lain,” kuncinya mewanti-wanti. (iys)