MASAMBA–Meski hingga saat ini masih ada sekitar 9 warga belum ditemukan, namun Badan SAR Nasional (Basarnas) telah menghentikan pencarian korban banjir bandang Lutra. Pencarian ini dihentikan setelah 13 hari pascabanjir bandang meluluhlantakkan wilayah Masamba dan sekitarnya, 13 Juli lalu.
Tepat pukul 12:00 Wita, Sabtu (25/7/2020) siang lalu, tim Basarnas dibantu berbagai relawan, menghentikan pencarian korban yang masih hilang. Titik fokus pencarian di hari terakhir, yang dilakukan hanya setengah hari, di sekitar Tugu Cokelat dan di Desa Radda.
Sebelum pencarian korban dihentikan, tim Basarnas menemukan seorang warga yang sempat dilaporkan hilang. Warga tersebut ternyata selamat dan sejak banjir bandang mengungsi ke rumah keluarganya.
Korban yang ditemukan selamat tersebut, bernama Akib Koro (50), warga Desa Radda, Kecamatan Baebunta. Dia ditemukan dalam kondisi sehat di rumah salah satu keluarganya di Kelurahan Baliase, Kecamatan Masamba.
Penemuan Akib disampaikan Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Makassar, Muh Rizal. “Atas nama Akib Koro kita temukan di rumah keluarganya di dekat Pasar Sentral (Baliase),” ujar Rizal di Posko Induk Penanganan Bencana Alam Banjir Bandang dan Tanah Longsor Luwu Utara, Jl Simpurusiang, Masamba, Sabtu (25/7/2020) lalu.
Rizal memperlihatkan foto dan identitas Akib kepada wartawan. “Ini foto dan KTP-nya,” ucap Rizal, menunjuk layar android miliknya.
Dengan ditemukannya Akib, kata Rizal, korban hilang sisa 9 orang. Mereka yang belum ditemukan 9 orang tersebut, yakni Irama (P/6), Petambua; Hamriah (P/50), Radda; Muh Toyib (L), Petambua; Botta (L/51), Petambua; Hendra (L/3), Radda; Riski (L/23), Radda; Aprilia Beddu (P/15), Radda; Suarni (P), Radda; Maria Sombu (P/73), Radda.
Rizal menyampaikan permohonan maaf, karena pencarian korban telah dihentikan karena telah memasuki hampir dua pekan. “Data terakhir Basarnas, sebanyak 38 korban meninggal dunia ditemukan, 9 warga masih hilang,” katanya.
Bupati Lutra, Indah Putri Indriani, menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim Basarnas yang selama hampir dua pekan bersama berbagai relawan, termasuk aparat TNI dan Polri, berjibaku lumpur dan sedimen pasir mencari korban hilang banjir bandang Lutra.
“Atas nama pemerintah dan masyarakat Lutra, saya menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi tingginya, atas kerja keras selama ini mencari sanak keluarga kita yang menjadi korban banjir bandang ini. Tanpa kehadiran teman-teman (Basarnas), sungguh saya tidak tahu harus bgamana menghadapi situasi ini. Salama’ki,” ujar Indah saat menerima rombongan Basarnas yang pamit, Sabtu (25/7/2020) malam lalu.
Menurut Indah, sesuai aturan, pencarian korban hilang dihentikan karena telah memasuki dua pekan. Pencarian para korban bahkan sempat diperpanjang satu minggu. “Meski pencarian dihentikan, sebanyak 32 tim SAR tetap memantau perkembangan banjir bandang di posko BPBD Lutra,” kata Indah.
SIAPKAN RUMTAP
Sementara itu, Pemkab Lutra bersama Kementerian PUPR, menyiapkan rumah tetap atau rumtap bagi korban bencana banjir bandang. Selain itu, pemerintah juga telah menyiapkan hunian sementara untuk para pengungsi.
“Untuk pembangunan rumah tetap atau rumtap, sementara dalam proses assesment dari Dinas PRKP2 Kabupaten Luwu Utara untuk memastikan berapa rumah rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan, termasuk rumah-rumah yang ada di bantaran sungai,” ungkap Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, saat Jumpa Pers dengan awak media di Posko Satgas Nusantara 2020 Polres Lutra, Sabtu (25/7/2020) lalu.
Indah menegaskan bahwa relokasi bagi warga korban banjir tak bisa ditawar lagi. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi jika terjadi banjir susulan. “Relokasi ini tak bisa ditawar-tawar lagi, mengingat penanganan panjang harus kita lakukan, terutama normalisasi sungai dan antisipasi kemungkinan banjir susulan,” tegasnya.
Indah menyebutkan, ada dua lokasi yang disiapkan untuk pembangunan rumah tetap ini. Yaitu di dusun Porodoa Mappedeceng seluas 12,9 ha, dan desa Kamiri Masamba seluas 14 ha.
Indah mengatakan, hunian sementara (huntara) yang sudah dimulai pembangunannya Rabu 23 Juli 2020 kemarin, di mana sifatnya pinjam pakai. “Namanya juga hunian sementara,” kata dia.
Menurut Kadis PRKP2, Syamsul Syair, pembangunan huntara sifatnya knockdown. Artinya setelah hunian tetap selesai, huntara dibongkar kembali. Jumlah huntara yang dibangun 400 unit. Lokasinya di Panampung desa Radda dan di Masamba.
Huntara dibangun di atas lahan pinjaman yang dilengkapi sanitasi portable dan diharap bisa menjadi solusi bagi korban untuk hidup layak di tengah pengungsian. (*/tari)