PALOPO–Tidak saja cerdas tetapi punya visi yang bagus memajukan kampung halamannya. Itulah kesan pertama saat Saifuddin Kasim ST MSi, Plt Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat itu melakukan silaturrahmi dengan awak media di RM Ponjalae, Selasa 29 September 2020 kemarin.
Putra asli Belopa itu sengaja berkunjung ke Palopo sembari menikmati keindahan alam kampung halamannya dan mengajak insan pers bercengrama dan saling tukar pikiran mengenai kemajuan daerah yang baru 4 bulan ia tinggalkan itu.
“Saya hampir tiap tahun pulang kampung, orangtua masih di Belopa, alhamdulillah lebaran kemarin masih sempat datang silaturahmi, kami ke Palopo sekedar jalan-jalan kebetulan ada tugas, jadi ya sekalian mampir sebentar,” ucapnya singkat saat memulai percakapan.
Saifuddin menyebut Papua dan Papua Barat tempat ia bertugas saat ini kondisinya mirip Tana Luwu di masa lalu zaman Orde Baru, yang kekayaan alamnya luar biasa melimpah namun kontribusi bagi daerah dinilainya minim.
“Kita di Luwu dan Luwu Raya pada umumnya ini mirip awal-awal pembangunan Papua zaman dulu, padahal kita berkontribusi paling besar di Sulsel dalam hal pajak hasil kekayaan alam, tentu saya sebagai putra daerah merasa sedih dan terpanggil ingin ikut membantu dan mengembangkan daerah saya sendiri,” kata Kabid Perhubungan Laut dan Udara, yang juga merangkap Plt Kadishub di Teluk Bintuni itu.
Ia melanjutkan, sebagai putra daerah ia merasa tertantang untuk ikut membangun kampung halamannya dengan memberikan pikiran-pikiran positif dan konstruktif bagi kemajuan Luwu.
“Ada pameo, hujan emas di negeri orang tetapi hujan batu di negeri sendiri, dengan kata lain, untuk apa berprestasi membangun kampung orang tetapi tidak berbuat apa-apa bagi kampung halaman sendiri. Makanya saya silaturahmi ini ingin berbagi pengalaman dan tukar pikiran dengan teman-teman wartawan,” imbuh Saifuddin.
Syaifuddin merasa sudah waktunya bagi ia memikirkan kemajuan daerah dari pengalaman dan keilmuan yang ia miliki terutama dalam hal pembenahan transportasi meliputi darat, laut dan udara.
“Papua yang dibangun pertama kali adalah transportasinya, jika perhubungan darat, laut dan udara sudah baik, maka ekonomi daerah juga pasti akan meningkat, ini rumusnya, Luwu juga harusnya begitu, karena jika misalnya saya punya barang banyak, tidak mungkin di kasi naik pesawat, maka kita harus punya pelabuhan laut yang baik, infrastruktur transportasi darat yang bagus, bandara yang bagus yang runwaynya cukup panjang untuk didarati pesawat besar,” kunci putra daerah yang lahir 11 Januari 1966 di Belopa itu. (iys)