Dua Kasus Bunuh Diri Guncang Toraja, Korbannya Siswi SMA dan Ketua PPGT Jemaat Kalintiong

25806
ADVERTISEMENT

TANA TORAJA/TORUT–Pagi sekira pukul 06.00 Wita, saat hendak ke Pasar Makale, Tana Toraja, Lusiana (22), lewat di depan Kantor Pusat Universitas Kristen Indonesia (UKI) Toraja, Rabu 4 November 2020.

Tiba-tiba Lusi dikagetkan dengan tubuh seorang gadis terayun di pohon jambu. Lehernya terjerat dasi SMA yang berwarna abu-abu, ujungnya diikatkan di sebuah pohon jambu.

ADVERTISEMENT

Sontak, Lusi panik dan meminta tolong warga lain hingga aparat kepolisian turun tangan.

Petugas pun segera ke TKP. Kanit Buser Polres Tana Toraja, Iptu Iskandar mengatakan, korban adalah FM, usianya baru 17 tahun, dan berasal dari Kecamatan Rembon.

ADVERTISEMENT

Korban bunuh diri Jl. Nusantara RT. 7 Lingk. To’ kaluku Kel. Bombongan Kec. Makale Kab. Tana Toraja, tepatnya di rumah kost milik Alexander Lintin

“Saksi kaget dan segera melapor ke warga lain dan juga ke pihak kepolisian,” ungkapnya.

Gabungan Piket Fungsi Polres Tana Toraja dipimpin Kanit Resmob Iptu Iskandar A, SH bersama personel jaga Polsek Makale mendatangi TKP.

Belum diketahui penyebab pasti kasus diduga bunuh diri itu. Sampai saat ini, aparat kepolisian masih melakukan olah TKP. Termasuk mencari tahu motif korban melakukan gantung diri di pohon jambu tersebut.

“Korban melakukan gantung diri dengan menggunakan dasi SMA yang dililitkan pada leher kemudian diikat diatas pohon jambu. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh Unit Identifikasi Polres Tana Toraja bersama Tim Medis dari Rs. Lakipadada Makale,” ungkap Jon Paerunan.

Kasat Reskrim Polres Tana Toraja juga mengungkapkan hasil pemeriksaan awal bahwa tidak diketemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, dan korban mengalami luka lebam bekas jeratan tali pada leher korban, selain itu juga terdapat cairan yang keluar dari kelamin korban.

Selain itu, Kasat Reskrim juga mengungkapkan kesimpulan awal dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh pihaknya.

“Peristiwa gantung diri yang dialami oleh Fransiska Mangasik diduga disebabkan karena korban sudah tidak sanggup menghadapi masalah yang menimpanya dimana korban menulis surat curahan hati sebelum melakukan gantung diri,” sebutnya.

Untuk lebih mendalami peristiwa bunuh diri ini, aparat kepolisian pun melakukan pemeriksaan terhadap seorang remaja berinisial AL, yang diduga merupakan kekasih dari korban FM, sebagaimana yang tertulis dalam surat wasiat yang ditinggalkan oleh korban FM.

“Iya benar, saat ini kami sedang meminta keterangan dari seorang remaja yang berinisial AL, umur 17 tahun, yang diduga merupakan kekasih dari korban, dan yang bisa kami sampaikan saat ini bahwa antara korban FM dengan lelaki AL, memang benar pernah menjalin hubungan cinta, namun berdasarkan keterangan dari AL, hubungan mereka terputus 2 hari yang lalu (Senin, 2/11),” kata Jon Paerunan membenarkan.

Kasus Bunuh Diri Juga Terjadi di Toraja Utara

Sementara itu, di tempat berbeda, sesosok mayat akibat kasus bunuh diri kembali terjadi di Toraja Utara.

Mayat pria berinisial YM (23) ditemukan telah kaku di Kalintiong, Lembang (Desa) Salu, Kecamatan Sopai, Sabtu malam (31/10/2020).

Kapolsek Sopai, Iptu Daud Masangka bersama personel dipimpin Ka SPKT, Aiptu Daniel Pelu didampingi Kanit Resmob Reskrim, Bripka Leo Timan dan piket fungsi Polres Toraja Utara mendatangi lokasi penemuan mayat seorang laki-laki, YM (23).

“Ada dua saksi yang diperiksa yaitu saudara korban yakni YS (27) dan KN (17), korban ditemui gantung diri depan kandang babi,” kata Daud kepada awak media, Rabu (4/11/2020).

Dari keterangan saksi YS, dikabarkan korban pernah dirawat di rumah sakit selama dua hari karena pingsan di halaman rumahnya.

Semenjak sudah dirawat, YM tiba-tiba berubah. Ia menjadi sering menyendiri dan suka termenung.

Lanjut Daud menjelaskan, pada malam hari korban pulang dari warung ballo’ dan saat pulang memanggil-manggil ibunya namun sang ibu sedang tertidur.

“Saksi mencari korban di kamar namun tidak ada dan mendapati pesan bertuliskan ‘Selamat jalan keluarga’.

Saksi kemudian mencari korban ke halaman dan menemukan jika korban (YM) tergantung di depan kandang babi,” terangnya.

Sementara, ,menurut keterangan dari keluarganya, korban selama ini memang tertutup dan pendiam.

Diketahui korban adalah ketua PPGT Jemaat Kalintiong dan aktif di gereja.

Atas kejadian itu pihak keluarga menolak dilakukan otopsi dan kemudian dibuatkan surat pernyataan penolakan otopsi serta pemeriksaan di lapangan tidak ada tanda kekerasan.

“Barang bukti diamankan seutas tali pramuka berwarna putih yang digunakan korban gantung diri dan buku saku tempat korban menulis pesan singkatnya,” tuturnya.

(*/iys)

ADVERTISEMENT