Luwu Utara–Indonesiaku Menggali Potensi Negeri. Mengungkap Potensi Ekonomi Kabupaten Luwu Utara. Ini adalah tema dan sub tema yang diangkat Akurat.co, sebuah portal berita nasional, berkedudukan di Jakarta, yang secara khusus mengundang Bupati Kabupaten Luwu Utara, Indah Putri Indriani, sebagai pembicara virtual dalam program Obrolan Seru Bareng Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indrinai, Minggu (30/5/2021).
Acara yang dipandu Pemimpin Redaksi (Pemred) Akurat.co, Rizal Maulana, ini juga live di Instagram Akurat.co.
Pada kesempatan itu, Bupati Indah Putri Indriani mengungkapkan bahwa 52% dari total PDRB Luwu Utara disumbang dari sektor Pertanian. Dari 52% tersebut, 22% di antara dari sektor Perkebunan.
Indah menyebutkan, di sektor perkebunan, ada dua komoditi unggulan Luwu Utara yang mampu bersaing, yaitu kelapa sawit dan kakao. Dua komoditi ini, kata dia, berkontribusi baik bagi prekonomian Luwu Utara. Ia menyebutkan, total produksi sawit di Luwu Utara adalah berkisar 400 ton/tahun dan produksi kakao sekitar 300 ton/tahun.
Indah mengatakan, Pemda Luwu Utara telah melibatkan perguruan tinggi dalam melakukan riset pembangunan inklusif, yaitu bekerjasa sama dengan Universitas Hasanuddin untuk membedah optimalisasi pembangunan daerah dalam mendukung perekonomian Sulawesi Selatan dan bagaimana kemudian potensi daerah ini bisa dioptimalkan.
“Kami juga mendapat pendampingan dari NGO untuk mengembangkan kakao unggulan,” ungkapnya. Untuk itu, kata dia, kakao di Luwu Utara yang potensinya besar sekali, dapat menjadi perhatian dari kementerian terkait.”
“Sayang kan kalau kemudian kebijakan pemerintah pusat tidak mendukung di sektor perkebunan kakao kita,” imbuhnya.
Indah melanjutkan, untuk sektor Pariwisata, Kementerian terkait telah mengeluarkan kebijakan untuk mengembangkan program Dewi atau Desa Wisata. Nah, di Luwu Utara, lanjut Indah, sudah ada beberapa desa yang didorong oleh Pemda untuk menjadi Desa Wisata, dengan menawarkan keindahan alamnya. Karena menurut dia, sejatinya setiap wilayah sebenarnya punya potensi untuk dijadikan sebagai destinasi wilayah.
“Sebenarnya cukup banyak titik di Luwu Utara yang punya potensi keindahan alamnya. Namun, sekali lagi ini memang harus didukung dengan melakukan promosi yang masif. Di samping infrastruktur pendukung lainnya dan juga kesiapan masyarakat dalam mengembangkan potensi alamnya,” papar Indah.
Lebih jauh Indah mengatakan, selain potensi tadi, sektor lainnya juga tak kalah penting dalam menopang ekonomi Luwu Utara. Salah satunya adalah UMKM.
“Dalam mendukung UMKM, Pemda bekerjasama dengan lembaga perbankan nasional mencoba untuk mendorong sistem penjualan secara daring yang kemudian disebut e-Mall, tapi versi lokal, dalam rangka memfasilitasi beberapa UMKM lokal kita dalam melakukan pemasaran produknya secara daring,” tutur Indah.
Harapannya, lanjut dia, untuk memudahkan produk-produk lokal mencari pasarnya dan e-Mall menjadi salah satu upaya memenuhi kebutuhan ekonomi para pelaku UMKM. Apalagi kata dia, saat ini masih dalam situasi pandemi COVID-19.
Masih Indah, pembukaan daerah terisolir di Luwu Utara juga menjadi prioritas pemerintah melalui bantuan pemerintah pusat dan provinsi. Hal itu dilakukan guna mendukung konektivitas ekonomi antarwilayah.
“Luwu Utara ini unik, karena memiliki 3 bandara, meskipun statusnya baru sekadar bandara perintis, tapi hal ini menjadi salah satu pendukung konektivitas ekonomi, khususnya di wilayah terisolir atau wilayah yang sulit dijangkau melalui transportasi darat,” sebut Indah.
“Tak hanya bandara, Luwu Utara juga ada pelabuhan, yaitu Pelabuhan Munte, yang dibangun menggunakan APBN sejak 2007, dan Pemda diminta membangun akses jalannya. Alhamdulillah, kami sudah bangun akses jalannya. Sekarang, kami harap kementerian terkait agar pelabuhan ini dapat segera difungsikan,” sambungnya.
Masih Indah, salah satu tantangan dalam pengembangan potensi daerah adalah masih cukup banyak wilayah potensial, tapi belum dapat dijangkau menggunakan transportasi darat yang memadai, dan sulitnya konektivitas jaringan di beberapa wilayah. Kemudian tantangan lainnya, kata dia lagi, adalah persoalan kemandirian masyarakat dalam mengelola potensi daerah yang masih harus didorong. Selain itu, tantangan untuk mendatangkan investor.
“Sekali lagi, Pemda tak bisa jalan sendiri dalam mengembangkan potensi daerah. Dibutuhkan kolaborasi pentahelix atau kolaborasi 5 unsur, yaitu pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media, untuk bersatu padu berkoordinasi dan berkomitmen untuk mengembangkan potensi daerah. Dan yang paling penting ialah komitmen serius dari pemda untuk mengembangkan potensi daerah”, tutup Indah.
(Lp/LH)