PALOPO–Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) akan berlangsung tahun 2024 mendatang. Namun, telah banyak poling yang beredar di media sosial mengenai figur yang diunggulkan di pesta demokrasi tersebut.
Salah satu yang menyita perhatian warga, utamanya masyarakat Luwu Raya, ialah figur asal Tana Luwu yang pantas diusung di Pilgub Sulsel. Sebagian besar nama yang beredar ialah para kepala daerah dan mantan kepala daerah di Luwu Raya.
Selain itu, ada dari kalangan militer dan akademisi yang berasal dari Tana Luwu. Beberapa nama kepala daerah yang digadang-gadang maju di Pilgub ialah Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, Walikota Palopo, HM Judas Amir, dan Bupati Luwu, Basmin Mattayang.
Sedang nama-nama mantan Kepala daerah di Luwu antara lain, Mantan Bupati Luwu, Andi Mudzakkar, Mantan Bupati Luwu Utara, Lutfi A Mutty, Mantan Bupati Luwu Timur, dan Andi Hatta Marakarma.
Selain itu, muncul juga beberapa nama dari kalangan militer, akademisi, dan politisi. Mereka ialah, Mayjend TNI Marga Taufik, Prof Jasruddin dan Buhari Kahar Mudzakkar.
Selain itu, nama Abdul Asiz Kahar Mudzakkar juga tak bisa dianggap remeh. Pasalnya, pemilik Ponpes Hidayatullah itu telah tiga kali maju di Pilgub Sulsel. Hanya saja, nasibnya masih kurang beruntung.
Menanggapi hal itu, pengamat politik Syamsul Alam mengatakan tokoh-tokoh tana Luwu yang namanya beredar mempunyai kapasistas yang baik dalam memimpin Sulsel.
Hanya saja, selama ini Wija To Luwu (WTL) belum mempunyai peluang yang bagus di tingkat provinsi. Namun, dengan berkembangnya wacana tersebut, memiliki nilai positif. Karena, memperkenalkan beberapa tokoh di Tana Luwu untuk tampil di Sulsel.
“Kita punya modal yang baik dalam bertarung di Pilgub Sulsel. Kita mempunyai 800 ribu pemilih. Kita mempunyai jumlah Geopolitik terbanyak di Sulsel,” kata mantan komisioner KPU Palopo dan Luwu itu.
Untuk memperoleh suara yang berlimpah dari Luwu Raya, Samsul menyarankan bagi para tokoh untuk duduk bersama membicarakan siapa yang paling pantas diusung di Pilgub Sulsel.
“Sudah saatnya para tokoh itu menyentuh masyarakat. Tidak harus memperkenalkan diri sebagai calon, cukup masyarakat yang menilai,” jelasnya.
Samsul juga menyarankan agar para tokoh yang berpeluang maju di Pilgub Sulsel harus menghilangkan kesan bersaing antar sesama WTL. Berikan contoh yang baik kepada masyarakat dengan melihat para tokohnya menyatu demi Luwu Raya.
“Setiap ada kontestasi politik, selalu ada perwakilan dari Tana Luwu, namun kita tidak pernah menang di akhir pesta. Untuk itu, mari kita menyatu, menyodorkan nama tokoh yang paling potensial maju di pilgub. Dengan begitu, suara Luwu Raya akan bersatu,” jelasnya.
Kendati demikian, Samsul juga menyarankan agar tidak ada dua WTL yang maju di Pilgub. Selain memecah suara, juga dapat memberikan kesan persaingan sesama WTL. “Jika kita menyatu, kita bisa dilirik menjadi 01. Jangan menarget hanya 02, yakin WTL punya potensi yang tak kalah baiknya dalam memimpin Sulsel,” pungkasnya. (liq)