Anak ASN Luwu Utara yang Meninggal Kecelakaan Ingin Lanjutkan Impian Sang Ayah Jadi Polisi

504
Anak ASN Luwu Utara ingin teruskan impian sang ayah. (Foto : Dok. Pemkab Luwu Utara)
ADVERTISEMENT

Luwu Utara — Belum hilang di ingatan, bagaimana seorang ayah harus menyusul anak semata wayangnya, Wahyu Mustamin, ke kota Makassar untuk mendampingi sang anak mengurus segala keperluannya yang akan menjalani ujian seleksi penerimaan masuk Polri di kota Makassar.

Awalnya perjalanan sang ayah lancar. Sang ayah yang bernama Mustamin (58) menumpangi bus angkutan umum dari Masamba tujuan Makassar. Sementara anaknya, Wahyu Mustamin, lebih dahulu berangkat bersama rombongan peserta seleksi dari Polres Luwu Utara.

ADVERTISEMENT

Namun, kejadian naas menimpa ayah Wahyu Mustamin. Betul kata pepatah, tidak seorang pun yang mampu memprediksi apa yang akan terjadi nanti. Perjalanan yang menyenangkan dengan segenggam impian sang ayah melihat anaknya menjadi polisi, berubah dalam hitungan jam.

Saat di perjalanan, bus yang ditumpangi sang ayah, mampir di Mandalle, Kabupaten Pangkep, untuk menunaikan ibadah salat subuh di sebuah masjid. Jarak Pangkep – Makassar sisa 53 km saja. Jika tak ada aral melintang sang ayah, Mustamin, akan tiba di Makassar, pagi.

ADVERTISEMENT

Betul, tak ada yang bisa meprediksi apa yang akan terjadi kemudian. Semua dalam skenario Tuhan Yang Maha Kuasa. Melansir Indikatorintim.com, usai salat subuh, saat hendak kembali naik ke bus, orang tua Wahyu itu ditabrak oleh sebuah mobil pick-up pengangkut ayam.

Usai menabrak ayah Wahyu Mustamin, mobil pick-up tersebut langsung kabur. “Beliau terseret sekitar 7 meter dan meninggal di tempat,” ungkap Bustam, sopir bus lain yang melihat kejadian tersebut, Selasa, 19 April 2022 pukul 05.30 WITA, seperti dikutip Indikatorintim.com.

Jenazah sang ayah yang sudah terbujur kaku tak bernyawa sempat dibawa ke Puskesmas Mandalle sebelum dibawa kembali ke kota Masamba, Kabupaten Luwu Utara. Wahyu yang mengetahui kejadian tersebut tak bisa menyembunyikan perasaan sedih yang luar biasa.

Wahyu masih punya waktu melihat jasad sang ayah karena memang proses seleksi belum dimulai. Ia pun sedih dan menangis memandang jasad sang ayah yang terbujur kaku. Cobaan berat harus ia lewati. Impian sang ayah melihat dirinya berseragam Polri kini tak bisa lagi.

Namun, Wahyu tak ingin mengecewakan orang tuanya. Ia tetap bertekad melanjutkan mimpi sang ayah untuk menjadi seorang polisi. Dengan penuh isak tangis, ia memohon doa agar impian sang ayah yang menginginkan dirinya lulus dan menjadi polisi bisa terwujud.

Atas kejadian ini, segenap masyarakat berharap Kapolda Sulsel dapat mewujudkan impian almarhum melihat anaknya, Wahyu, memakai seragam kepolisian yang begitu ia impikan semasa hidupnya. Apalagi ia meninggal saat ingin mendampingi anaknya ikut seleksi.

Untuk diketahui, almarhum Mustamin, adalah seorang Aparatur Sipil Negara yang bekerja dan bertugas di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Utara. Jabatan terakhir almarhum adalah Kasubag Umum dan Rumah Tangga BPBD Luwu Utara. (***)

ADVERTISEMENT