PINRANG — Porda XVI Pinrang tercederai dan dianggap dapat melemahkan jiwa patriotisme kalangan insan olahraga se Sulsel.
Betapa tidak, pertandingan dalam sebuah kompetisi olahraga harusnya menjunjung tinggi nilai-nilai sportifitas, tetapi yang terjadi di venue Sirkuit Race 40 Km dalam event Porda XVI yang dihelat di Jl. Bintang depan kantor Bupati Pinrang, justru sebaliknya.
Palopo yang finish di urutan pertama harus rela berbagi medali emas dengan atlet balap sepeda asal Parepare.
Pihak Panpel, Technical Delegate dan Juri lomba, justru saling lempar tanggung jawab, bahkan lucunya menyalahkan atlet balap sepeda atas kontroversi di lap ke 24 yang dilakukan pebalap ‘impor’ dari Solo, Jawa Tengah yang mewakili Parepare atas nama M Yudha.
Pihak Dewan Juri bersama Technical Delegate menambah Juara 1 dalam nomor tersebut, bersama M Yudha dan dinyatakan sebagai Juara Bersama.
Ketua Harian KONI Palopo, Muh Sam Ridwan meradang dengan keputusan itu. Ia menganggap, Tim Kota Palopo yang diwakili oleh Gios sangat dirugikan dengan keputusan kontroversial tersebut.
“Aturan mana yang dipakai para Juri mengambil keputusan itu? Adakah data dan fakta pendukung bahwa atlet kami melakukan kesalahan sehingga ia ‘dihukum’ dengan keputusan demi menyelematkan muka pemain impor dan para official mereka,” tandas Wawan, sapaan akrabnya, Sabtu 29 September 2018.
Wawan juga menuding, karena kesalahan penyelenggara dan official maka atlet yang jadi korbannya.
“Saya secara pribadi memprotes keputusan Juara Bersama dengan Parepare, ini tidak fair, atlet kami tidak melakukan pelanggaran, Panpel lomba juga belum mengibarkan bendera Finish saat itu, tetapi ada atlet yang disokong officialnya sudah melakukan victory lap, tunjukkan saya aturan lomba yang benar yang mana, pihak kami minta penjelasan resmi Panpel, Juri dan Technical Delegate secara transparan, karena setahu saya pemain “impor” dari Jawa membunuh unsur pembinaan atlet lokal Sulsel dalam Porda XVI ini, mohon jadi catatan, untuk apa sebuah medali dan kebanggaan jika atlet kita jadi korban salah urus pembinaan olahraga,” papar Wawan saat ditemui media di Venue MTB Sirkuit Bumi Palm Hijau, Pinrang.
Bukan hanya itu, Wawan juga merasa heran, karena tindakan tidak profesional penyelenggara lomba, dimana ditengarai Technical Delegate (TD) mengarahkan para Juri untuk dilakukan Juara Bersama, bahkan lebih hebatnya, TD juga memberi informasi jika ISSI Palopo memprotes putusan tersebut, maka perolehan medalinya terancam hangus.
“Hak bapak untuk protes, tetapi jika dilakukan, maka perolehan medali di Porda ini tidak akan dihitung, bisa jadi usai Porda baru ada keputusan soal (protes) itu,” ucap salah seorang TD yang diketahui kemudian bernama H. Basri.
Senada, Ketua KONI Palopo Haerul Salim, Sabtu (29/09) juga menyayangkan jika protes pihak Parepare tanpa bukti dan dasar kuat diloloskan.
“Saya dapat informasi soal itu, ketika para Juri ditanya, mereka malah bingung, yang anehnya lagi mereka kok mau tandatangan untuk keputusan yang mereka sendiri merasa ‘asing’ dan janggal, ada apa ini? Nah ini semua ini nanti yang akan kami rapatkan, kami bahas bersama dengan Pengurus KONI yang lain,” tandas Hairul Salim yang kerap disapa Ellunk. (***)