Luwu Utara–Bupati Indah Putri Indriani tak henti-hentinya mengingatkan masyarakat Luwu Utara untuk selalu waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Pasalnya, sejak Oktober 2020 sampai saat ini curah hujan intensitas tinggi dan berdurasi lama, masih sering terjadi di sebagian wilayah Indonesia, termasuk Luwu Utara.
Peringatan kewaspadaan ini disampaikan Indah di sela-sela Rapat Paripurna DPRD, Senin (28/12/2020).
Unrtuk itu, Indah meminta masyarakat tidak lengah terhadap dampak terburuk dari kondisi cuaca yang ada saat ini. Bahkan kondisi ini oleh BMKG diprediksi berlangsung sampai Maret 2021. “Baru-baru ini saya mendengar langsung dari Kepala BMKG bahwa sudah beberapa hari terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan berlangsung cukup lama. Untuk itu, saya minta masyarakat waspada dan menyiapkan langkah antisipasi,” ujar Indah mengingatkan.
Tidak hanya di musim hujan, potensi bencana hidrometeorologi juga dapat terjadi di musim kemarau, sehingga potensi bencana ini setiap saat bisa saja terjadi di seluruh wilayah Indonesia. “Setelah musim hujan, kita juga harus meningkatkan kewaspadaan di musim kemarau karena potensi bencana hidrometeorologi dapat juga terjadi saat musim kemarau panjang,” terang Bupati yang baru saja meraup suara terbanyak di Pilkada Luwu Utara 2020.
“Potensi kekeringan yang cukup panjang bisa saja terjadi. Untuk itu, saya mengajak kepada kita semua agar menjadi garda terdepan untuk senantiasa mengingatkan masyarakat yang lain, terutama di lingkungan di mana kita berada guna mengantisipasi dan meningkatkan kewaspadaan dan mengantisipasi segala potensi terjadinya bencana hidrometeorologi,” tandasnya. Nah, apa yang dimaksud bencana hidrometeorologi?
Dilansir dari kompas.com, Kepala Sub-Bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG, Agie Wandala, menjelaskan, bencana hidrometeorologi adalah bencana yang dampaknya dipicu oleh kondisi cuaca dan iklim dengan berbagai parameternya. Beberapa paramater di antaranya adalah peningkatan curah hujan, penurunan curah hujan, suhu ekstrem, cuaca esktrem seperti hujan lebat yang disertai angin kencang serta kilat atau petir, dan lain sebagainya.
Masih melansir Kompas, Agie mengatakan, secara umum, bencana hidrometeorologi tidak hanya terjadi saat musim hujan saja, melainkan juga bisa terjadi di musim kemarau. “Nah, ini yang menarik ya, karena kalau terminologi bencana hidrometeorologi itu, kekeringan juga masuk kategori bencana hidrometeorologi, sehingga tidak hanya pada kasus kelebihan curah hujan saja,” kata Agie, dikutip dari Kompas.com, Kamis (3/12/2020), lalu.
(int/Mr/LH)