MASAMBA–Banjir bandang yang menerjang Luwu Utara pada Senin (13/7) malam lalu menyisakan luka mendalam bagi Harlinda Daling.
Pasalnya, rumah yang ia tinggali terendam lumpur.
Harta bendanya pun tak sempat diselamatkan karena terbawa arus banjir.
“Ini rumahku, masuk lumpur ke mari. Kena semua,” ujar Harlinda sambil menunjuk ke rumahnya dengan terisak, dalam laporan Tim Sigab PPPA Daarul Quran, Rabu (15/7) yang dilansir Republika.
Ia juga berkisah, saat banjir datang, ia menyelamatkan diri ke atas penampungan air. “Saya naik ke atas penampungan air di belakang situ,” ujarnya kepada Kepala Cabang PPPA Daarul Qur’an Makassar yang juga Ketua tim Siaga Bencana (SIGAB) Makassar Andi Kurniawan, yang menemaninya kembali ke rumah untuk melihat apakah ada harta bendanya yang tersisa.
Namun ternyata Harlinda tidak menemukan apa-apa. Tidak ada harta bendanya yang bisa diselamatkan, selain kantong kresek warna hijau berisi beberapa lembar baju miliknya. “Saya punya tas isi uang hape, sudah tidak tahu kemana, sama sekali tidak ada,” kata dia dengan sedih.
Dua hari pasca banjir bandang, Harlinda masih putus kontak dengan saudara dan anaknya yang berada di Palu dikarenakan telepon seluler yang dimiliki juga ikut hanyut bersama harta benda lainnya. Ditambah kehilangan beberapa sanak keluarganya yang belum diketahui keberadaannya hingga saat ini.
“Saya punya keluarga yang tinggal dekat rumah sampai saat ini belum ketemu. Saya punya anak di Palu, tapi tidak bisa komunikasi sampai sekarang karena tidak ada hape yang bisa dipakai,” katanya sambil sesekali menyeka air mata.
Andi mendampingi Harlinda saat menyusuri rumahnya. Andi berharap semoga bencana banjir ini segera teratasi, dan Harlinda serta korban selamat lainnya bisa memberi kabar kepada sanak keluarganya.
“Semoga banjir ini segera teratasi, dan semoga ibu Harlinda dan korban selamat lainnya bisa kembali menemukan keluarganya dan bisa memberi kabar bahwa mereka selamat,” harapnya.(*/iys)