Dicegat di Laut, tapi Bisa Lolos Lewat Darat dan Udara? Imigrasi Palopo: Ada Tim Pemantau!

3961
ADVERTISEMENT

PALOPO–Pihak eksekutif dan legislatif satu kata dalam menyikapi polemik rencana masuknya kapal berbendera Australia, MV Coral Adventurer yang rencananya lego jangkar di Pelabuhan Tanjung Ringgit Palopo, Senin pagi 9 Maret 2020 ini.

Dalam rapat koordinasi dadakan yang sejatinya baru akan digelar Jumat pagi ini, ternyata dimajukan satu hari, Kamis petang kemarin (5/3), dan digelar di Ruang rapat Bappeda yang satu atap dengan kantor Walikota, Jalan Andi Djemma lantai 2, Wara Palopo.

ADVERTISEMENT

Rapat yang dihadiri orang nomor satu di kota Palopo, HM Judas Amir, bersama Forkopimda Palopo minus Ketua Pengadilan Negeri itu, menghasilkan satu kesepakatan untuk menunda dulu, bahasa halus dari kata “menolak” rencana kedatangan kapal bermuatan 46 orang yang manifesnya sempat bocor dan menjadi pro kontra di kalangan masyarakat Palopo.

“Kita setelah melihat perkembangan dan aspirasi masyarakat yang berkembang, juga pendapat semua pihak yang kita himpun, sepertinya di tempat ini, kita semua sepakat, kita tunda dulu saudara kita dari Australia yang mau datang berkunjung ke Palopo, sampai ada titik terang dari Kementerian Kesehatan terkait masalah (Corona) ini,” terang Judas.

ADVERTISEMENT

Tapi bagaimana Kantor Imigrasi Palopo memantau keberadaan orang asing di Palopo? Syamsul, Kasubsi Pelayanan dan Verifikasi mewakili Kepala Kantor Imigrasi Palopo yang berhalangan hadir menyebut, pihaknya memiliki prosedur tetap (Protap) dalam “menghalau” datangnya orang asing ke kota Palopo jika memang itu sudah menjadi kesepakatan bersama semua pihak.

“Kami tidak bisa berbuat apa-apa jika orang Asingnya masih berada di kapal atau tidak turun ke darat, kami baru bisa bergerak ketika mereka sudah sampai dan berada di daratan, kami ada Protap yang mengatur, sepanjang masih berada di atas kapal itu wewenang instansi lain,” jelas Syamsul usai rapat di aula Bappeda Palopo.

Namun, lanjut dia, semua pintu masuk bagi kedatangan orang asing terkait antisipasi virus Corona ini, ia mengaku jika Kantor Imigrasi memiliki Tim Pemantauan di semua lini, baik pintu masuk lewat laut, darat maupun udara.

“Ya kita pantau semuanya, jika ada orang asing yang masuk dan keluar Palopo kita tetap pantau, soal apakah ia datang membawa virus, kami tak bisa terlalu jauh, bukan kewenangan kami, kami tidak punya alat yang bisa memastikan orang tersebut pembawa virus Corona atau bukan, tapi fungsi koordinasi dengan instansi lain tetap ada, selama ini seperti itu,” papar Syamsul.

Sebelumnya diberitakan, pro kontra MV Coral Adventurer memantik reaksi di kalangan mahasiswa Unanda serta Laskar Forum Pembela Islam (FPI) Luwu Raya yang rencana melakukan aksi demo jika kapal yang membawa 40 turis asing kebangsaan Australia dan Switzerland itu jadi juga sandar di Tanjung Ringgit.

Bahkan Syahbandar Pelabuhan Kelas II Tanjung Ringgit Palopo, Taufan Eka Putra memberi sinyal jika kapal itu hanya bisa berlabuh 2 mil dari daratan, sebelum ada putusan resmi Walikota Palopo terkait masalah itu.

“Karena sudah ada keputusan Rapat, maka kami akan sampaikan putusan ini kepada semua pihak terkait termasuk Kapal MV Coral Adventurer tersebut, pokoknya jangan dulu berlabuh di Palopo, jikalau pun mereka datang, mereka hanya bisa parkir 2 mil laut, tidak bisa dekat-dekat,” tutupnya, saat dicegat usai rapat koordinasi, Kamis (5/3) kemarin. (iys)

ADVERTISEMENT