Dihadapan Raja dan Sultan, Datu Luwu Ungkap Lima Filosopi Kedatuan

3552
ADVERTISEMENT

PALOPO — Raja dan sultan berkumpul di halaman rujab walikota Kamis (12/9/2019) malam.

Mereka mengikuti ramah tamah sebagai rangkaian Festival Keraton Nusantara (FKN) XIII Tana Luwu.

ADVERTISEMENT

Datu Luwu, Andi Maradang Machkulau dalam sambutannya menyampaikan lima simbol filosopi kedatuan Luwu.

“Simbol ini menjadi acuan bagi kami. Baik sebagai datu maupun sebagai pemimpin,” katanya.

ADVERTISEMENT

Datu Luwu menjelaskan lima simbol yang dimaksud.

Yang pertama ialah Singkerru Simulajaji. “Artinya, tidak ada awal dan akhir. Yang memiliki itu hanya Tuhan,” katanya.

Kedua, simbol Tandra Sula. Tandra sula diibaratkan dua garis lurus.

“Dua garis lurus yang memiliki arti kejujuran. Pemimpin di Tana Luwu harus mengedepankan kejujuran,” sebut Datu.

Yang ketiga lanjut Datu ialah Sulapa Appa. “Penyembahan kita kepada Allah, bahwa kita manusia yang sangat biasa dihadapan Tuhan. Dimanapun kita berada, harus menyembah kepada Tuhan. Tiga simbol ini diberikan kepada Wija to Luwu,” sebutnya lagi.

Simbol keempat ialah Payung ri Luwu. “Bukan senjata. Ini simbol kemuliaan Luwu. Oleh karena itu, di kubah masjid itu ada payung. Separuh payungnya tidak terlihat manusia, payung Tuhan,” beber Datu Luwu.

Simbol terakhir ialah Pakka ri Luwu. Hanya diberikan kepada pemimpin sebagai penyeimbang. Diberikan kepada manusia Luwu sebagai pemimpin.

“Pemimpin tidak boleh dipayungi karena dia adalah payung. Dia yang memayungi rakyatnya. Pakka ri Luwu berada di samping sebagai pengingat,” jelasnya.

Terakhir, Datu Luwu mengingatkan kepada Wija to Luwu agar tidak meremehkan walikota dan bupati.

“Meremehkan walikota dan bupati, sama dengan meremehkan datu,” tegasnya.

Sementara itu, walikota Palopo HM Judas Amir berharap apa yang disampaikan Datu Luwu bisa diimplementasikan.

“Kalau itu diimplementasikan, Tana Luwu khususnya Palopo menjadi negeri yang kita dambakan. Dan tidak ada alasan tidak wujudkan,” katanya.

Ia juga mengucapkan terimakasih kepada Datu Luwu yang telah berhasil membawa Tana Luwu menjadi tuan rumah FKN.

“Mewakili masyarakat, kami mengucapkan terimakasih kepada raja, sultan dan permaisuri yang telah mengorbankan waktunya hadir. Insya Allah ada manfaat besar yang kita peroleh,” tutup walikota. (asm)

ADVERTISEMENT