PALOPO–Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPP-KB) Kota Palopo Menggelar Rapat Koordinasi dalan rangka optimalisasi capaian akseptor KB pada lingkup Dharma Wanita Kota Palopo, di Auditorium Saokotae, Selasa (29/12/2020).
Plt. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), Farid Kasim Judas (FKJ), mengatakan jika DPPKB harus melakukan kolaborasi dengan Dharma Wanita dan TP PKK, dalam melakukan pengolahan data.
“Kita rapat hari ini, berdampingan dengan PKK dan dharma wanita, karena kita inginkan ada kolaborasi dimana data yang telah didapatkan sangat penting untuk OPD,” katanya.
Dirinya juga mengatakan, jika DPPKB Kota Palopo akan mengawali awal tahun 2021, dengan melakukan safari KB yang dilakukan secara serentak di seluruh kelurahan di Kota Palopo.
“Karena data yang telah didapatkan cukup signifikan dan untuk triwulan pertama sampai dengan maret, kami sangat membutuhkan dukungan dari pengurus dharma wanita khususnya bagi unit kerja untuk melakukan evaluasi di OPD masing-masing,” ujarnya
“Strategi yang akan kita lakukan nantinya yang perlu kita fokuskan adalah bagaimana melakukan edukasi yaitu memberikan pemahaman,” sambung FKJ.
Ketua ORARI Lokal Palopo ini, juga menjelaskan jika saat ini, paradigma di tubuh BKKBN telah mengalami perubahan, itu berdasarkan regulasi atau peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang bkkbn.
Dimana kata FKJ, saat ini BKKBN tidak lagimengatakan dua anak cukup. Namun katanya, para aseptor harus lebih memahami esensi program bangga kencana, yang bertujuan untuk menyehatkan dan mensejahterakan keluarga.
“Kita harapkan PNS menjadi pelopor bangga kencana di daerahnya masing-masing. Jadi para lurah bersama upt nantinya akan terus mengupdate data seberapa banyak PNS yang datang melaporkan dirinya akan menjadi akseptor,” jelasnya.
Tidak hanya menjadi akseptor tapi setelah menjadi akseptor kita akan membuat pembinaan anak remaja yang ada dilingkungan yaitu anak-anak PNS dan anak dharma wanita ini kita akan jadikan kelompok.
Kelompok ini nantinya kita buatkan edukasi dengan kegiatan yang positif kita bawa mereka dalam satu kelas untuk diberikan edukasi agar mereka dapat menjadi contoh di tengah anak lainnya.
Karena kita tidak ingin anak pejabat atau anak dharma wanita terpengaruh oleh lingkungan yang negatif dan ini sebenarnya menjadi sasaran tidak hanya masuk sebagai akseptor selain ibunya diperhatikan anaknya juga dibina.
Kita akan berikan narasumber yang memberikan pencerahan secara spiritual, pembinaan mental dan menyampaikan tentang bahaya dari pada narkoba, balap liar dan bahaya lainnya tapi target kita satu triwulan ini adalah akseptor terlebih dahulu. (Hms)