Hari Jadi Luwu dan Hari Perlawanan Rakyat Luwu, Bupati Lutra : Momentum Bangun Kebersamaan Sesama Wija To Luwu

255
Kepala Daerah se-Tana Luwu dan Datu Luwu menghadiri peringatan HJL dan HPRL. (Dok. Pemkab Luwu Utara)
ADVERTISEMENT

Luwu Utara — Peringatan Hari Jadi Ke-754 Tana Luwu (HJL) dan Peringatan Ke-76 Hari Perlawanan Rakyat Luwu (HPRL) berlangsung terbatas, namun tetap dalam suasana meriah dan penuh khidmat, Minggu (23/1/2022), yang dipusatkan di Kota Belopa, Kabupaten Luwu.

Peringatan HJL dan HPRL kali ini dilaksanakan di Halaman Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Luwu, dan dihadiri secara virtual Plt. Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, dan Sekda Sulsel Abdul Hayat yang hadir langsung dalam peringatan HJL/HPRL di Belopa.

ADVERTISEMENT

Bupati dan Wali Kota se-Tana Luwu, masing-masing Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, Bupati Luwu Timur Budiman, dan Wali Kota Palopo Judas Amir, juga ikut hadir langsung dalam kegiatan ini bersama tuan rumah, Bupati Luwu Basmin Mattayang.

Terlihat pula hadir Wakil Wali Kota Palopo Rahmat Masri Bandaso, dan teristimewa kehadiran Datu Luwu XL, La Maradang Mackulau Opu To Bau, bersama Permaisuri, Dewan Adat dan para Pemangku Adat Kedatuan Luwu lainnya. Hadir pula Sekda Luwu Utara, Armiadi.

ADVERTISEMENT

Peringatan HJL dan HPRL yang dirangkaikan dengan Hari Jadi Ke-16 Kota Belopa sebagai Ibukota Kabupaten Luwu ini berlangsung sederhana dan dalam suasana yang penuh dengan suka cita. Ratusan pejabat dan masyarakat Luwu terlihat mengenakan pakaian adat.

Peringatan HJL dan HPRL ini adalah momentum untuk membangun dan memperkokoh semangat kebersamaan dan persatuan Wija To Luwu. Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, menyebutkan ada 3 simbol yang menjadi pegangan 4 pemerintah daerah di Tana Luwu.

“Di Tana Luwu, ada 3 simbol menjadi pegangan setiap daerah, yaitu payung, badik, dan pohon sagu. Simbol payung menggambarkan bagaimana pemerintah melindungi masyarakat. Saat musim hujan, pemerintah wajib memastikan warganya tidak kehujanan, dan saat musim panas, masyarakat tidak kepanasan,” tutur Indah.

Sementara simbol badik, kata Bupati Luwu Utara dua periode ini, mengandung nilai-nilai ksatria yang menjunjung harkat, martabat, dan harga diri. Sedangkan pohon sagu, lanjut dia, melambangkan ketersediaan pangan yang melimpah di Tana Luwu.

“Peringatan HJL dan HPRL kali ini menjadi momentum terbaik untuk semakin mengokohkan persaudaraan dan kesatuan yang menjadi ciri Wija To Luwu. Menyatukan tekad dan juga berkomitmen mengedepankan budaya sipakatau,” terangnya.

Bupati perempuan pertama di Sulsel ini berharap masyarakat Tana Luwu bisa mengambil pelajaran dan mencontoh semangat para pejuang terdahulu dalam mempertahankan Tana Luwu. “Empat komponen pemerintahan di Tana Luwu harus bersinergi dalam melayani masyarakat,” tandasnya.

Sementara itu, Plt. Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, yang berbicara via zoom menyampaikan beberapa capaian Pemerintah Provinsi Sulsel, sekaligus capaian-capaian dalam menguatkan komitmen membangun Tana Luwu.

“Pemprov berkomitmen dan tidak mundur selangkah pun dalam membangun Luwu Raya. Kami tidak melihat Luwu Raya sebagai hal yang jauh. Untuk itu, kepada seluruh kepala daerah, saya ucapkan terima kasih banyak, juga kepada seluruh masyarakat yang telah memberikan masukan agar tercipta program yang efektif,” pungkas Sudirman. (rls)

ADVERTISEMENT