Hingga 16 Januari, Ada 7 Peristiwa Pilu Awali Tahun Baru 2021, Mulai dari Longsor, Pesawat Jatuh, Erupsi, hingga Ulama Besar Wafat, Pertanda Apa?

504
ADVERTISEMENT

Hingga memasuki hari ke 16 di bulan perdana di tahun 2021, sedikitnya ada 7 peristiwa memilukan terjadi dan menimpa negeri kita Indonesia tercinta.

Koran Seruya merangkum 7 peristiwa tersebut dalam highlight pekan ini, sebagai berikut:

ADVERTISEMENT
  1. Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air di Kepulauan Seribu, Sabtu 9 Januari. Pesawat nahas ini membawa 50 penumpang dan 12 awak pesawat sehingga total korban diperkirakan 62 orang.
  2. Longsor di Sumedang, Jawa Barat, tepatnya di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Sabtu (9/1/2020).
  3. Wafatnya ulama asal Madinah Saudi Arabia yang telah resmi menjadi WNI, Syekh Ali Jaber (Ali Saleh Mohammed Ali Jaber) di RS Yarsi Kamis 14 Januari 2021, jam 08.30 WIB.  Syekh Ali Jaber dimakamkan di Pesantren Tahfidz Da’arul Quran, Cipondoh, Kota Tangerang, Banten, Kamis (14/1/2021) sekitar pukul 17.00 WIB.
  4. Banjir besar di Kalimantan Selatan pada Kamis 14 Januari 2021.
  5. Gempa bumi di Sulawesi Barat, pada Jumat dini hari, 15 Januari 2021.
  6. Erupsi Gunung Semeru dan Merapi pada Sabtu 16 Januari 2021 di Jawa Timur & Jateng.
  7. Longsor di Manado Sulawesi Utara, Sabtu 16 Januari 2021.

Banjir dan Longsor di Manado, 500 Jiwa Mengungsi, 6 Orang Tewas

JAKARTA–Banjir dan tanah longsor terjadi di Kota Manado, Sulawesi Utara pada Sabtu (16/1/2021) pukul 15.09 WITA.

ADVERTISEMENT

Bencana yang diakibatkan hujan dengan intensitas tinggi dan struktur tanah yang labil tersebut menyebabkan sedikitnya 500 jiwa harus mengungsi dan enam orang meninggal dunia.

“Kami sudah melaporkan ke Gubernur Sulut tentang banjir dan tanah longsor yang melanda Manado, dengan enam korban jiwa, dimana satu orang belum ditemukan,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado, Donald Sambuaga mengatakan di Manado, Minggu (17/1) dini hari, dilansir CNN Indonesia.

Korban meninggal karena terjadi tanah longsor yang menimbun rumah mereka terjadi di lokasi Perkamil Lingkungan 5 sebanyak tiga orang masing-masing Fani Poluan (50 tahun), Arni Laurens (44 tahun) dan Celsi (8 tahun).

Selanjutnya, korban tewas juga terdapat di Kelurahan Paal 4 Lingkungan 6, Aiptu Kifni Kawulur (48 tahun) dan di lokasi Lorong Cempaka Jalan Sea Kelurahan Malalayang Barat dua korban jiwa yakni Meiny Pondaag (62 tahun) seorang guru SMA, serta San Hasan (30 tahun) belum ditemukan.

Sejumlah kecamatan terdampak peristiwa ini. Antara lain Kecamatan Tikala, Kecamatan Paal Dua, Kecamatan Malalayang, Kecamatan Sario, Kecamatan Bunaken, Kecamatan Tuminting, Kecamatan Mapanget, Kecamatan Singkil, dan Kecamatan Wenang. Tinggi muka air yang menggenangi kawasan tersebut mencapai 50 hingga 300 cm.

Pusat Pengendali Operasi BNPB melaporkan, kerugian materil akibat bencana ini adalah dua unit rumah yang rusak berat dan 10 unit rumah rusak sedang.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Utara dan Kota Manado melakukan kaji cepat dan evakuasi bersama SAR, TNI/Polri, masyarakat dan relawan. BPBD Kota Manado juga memberikan bantuan makanan siap saji kepada para pengungsi.

Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kota Manado berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir. “Oleh karena itu, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga di tengah musim hujan yang akan terjadi di sejumlah wilayah hingga Februari 2021,” tulis Raditya lewat siaran pers BNPB, Minggu (17/1).

Penanganan banjir dan tanah longsor dengan mengevakuasi korban dilakukan bersama-sama oleh BPBD Sulut, Badan SAR, TNI, kepolisian, BPBD Manado, Rapi dan masyarakat di sekitar.

Banjir Kalimantan Selatan: 5 Warga Tewas, 112 Ribu Mengungsi

Banjir bandang yang menerjang tujuh kabupaten/kota di Kalimantan Selatan (Kalsel) selama beberapa hari terakhir telah menewaskan lima orang dan membuat 112.709 orang lainnya kehilangan tempat tinggal hingga mengungsi.

Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 7 Kabupaten/Kota terdampak banjir itu terdiri dari Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjar Baru, Kota Tanah Laut, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong.

BPBD menuturkan hingga kini ada lima orang dinyatakan meninggal dunia akibat pewristiwa itu di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Kelima korban tewas itu ditemukan di desa Hantakan.

Pihak berwenang memperkirakan korban akan bertambah lantaran masih ada puluhan orang lainnya yang belum ditemukan.

Sementara itu, banjir yang menerjang Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, menyebabkan tanah longsor hingga menewaskan lima orang.

Menurut keterangan Bupati Tanah Laut Sukamta, tanah longsor terjadi di Desa Guntung Besar dan Gunung Keramaian Desa Panggung Baru, Kecamatan Pelaihari.

Hingga saat ini, tim SAR gabungan dari Pemda dibantu TNI-Polri, Basarnas dan unsur lainnya, serta relawan masih mencari korban yang diperkirakan terjebak longsoran tanah.

Berdasarkan data BNPB, sedikitnya 27.111 rumah terendam banjir Kalimantan Selatan.

Melansir CNN Indonesia, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan telah menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir pada Kamis (14/1). Sampai saat ini BPBD juga masih melakukan pendataan titik pengungsian bagi masyarakat terdampak bencana banjir.

Sejauh ini, BNPB telah mendistribusikan bantuan logistik ke sejumlah posko darurat banjir di Kalimantan Selatan dengan rincian bantuan seperti ribuan paket makanan siap saji, lauk pauk, selimut, masker, tenda pelampung, hingga perahu.

Gunung Semeru Muntahkan Awan Panas Guguran Hingga Lava Pijar

Menyusul terjadinya Awan Panas Guguran (APG) yang meluncur sejauh kurang lebih 4 kilometer dan disertai guguran lava dengan jarak luncur antara 500-1.000 meter dari Kawah Jonggring Seleko ke arah Besuk Kobokan pada Sabtu (16/1) pukul 17.24 WIB, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan status Gunung Semeru masih dalam level II atau ‘Waspada’ .

Penetapan status tersebut didasarkan pada hasil pemantauan visual dan instrumental, serta potensi ancaman bahaya.

“Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, serta potensi ancaman bahaya nya, maka tingkat aktivitas Gunung Semeru masih ditetapkan pada Level II atau Waspada,” jelas PVMBG dalam keterangan resmi.

Berdasarkan hasil rekaman gempa APG tercatat dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi 4.287 detik. PVMBG juga memastikan bahwa potensi ancaman bahaya erupsi Gunung Semeru adalah berupa lontaran batuan pijar di sekitar puncak. Sedangkan material lontaran berukuran abu dapat tersebar lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin.

Potensi ancaman bahaya lain berupa awan panas guguran dan guguran batuan dari kubah/ujung lidah lava ke sektor tenggara dan selatan dari puncak. Jika terjadi hujan dapat terjadi lahar dingin di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak.

Dengan status Level II (Waspada) masyarakat/pengunjung/wisatawan diimbau tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 4 km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.

Masyarakat juga diminta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.

Sekedar informasi, Gunung Semeru atau Gunung Meru adalah sebuah gunung berapi kerucut di Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini berada di kabupaten Lumajang dan kabupaten Malang, Jawa Timur. Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut. ( Wikipedia )

Update Korban Longsor di Sumedang: 29 Orang Meninggal, 11 dalam Pencarian

SUMEDANG–Basarnas menyampaikan perkembangan evakuasi korban longsor di Sumedang, Jawa Barat. Hingga hari ini, korban jiwa akibat longsor di Sumedang itu berjumlah 29, sedangkan 11 orang masih dalam pencarian.

“Korban per kemarin tanggal 16 pukul 21.30 berhasil 1 korban dievakuasi, jadi total jumlahnya dalam pencarian sudah 11, kemudian meninggal dunia menjadi 29. Total jumlah korbannya adalah 65,” ujar Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan dan Kesiapsiagaan Basarnas, Bambang Suryo Aji, di JICT2, Jakarta, Minggu (17/1/2021).

Suryo menyampaikan tim SAR gabungan telah melaksanakan operasi pencarian dengan peralatan penerangan maksimal. Masa pencarian pun diperpanjang mengikuti masa tanggap darurat yang ada di sana. “Perpanjangan yang pertama di Sumedang, tiga hari perpanjangannya,” ucap dia.

Suryo menjelaskan, perpanjangan masa pencarian berikutnya akan ditentukan berdasarkan hasil operasi di hari terakhir masa perpanjangan yang pertama. Menurutnya, masa pencarian tersebut bisa selesai sebelum masa tanggap darurat yang ada di sana. “Butuh satu hari, dua hari, tiga hari, kita lihat, apabila korban sudah ditemukan semua meskipun masa tanggap darurat masih panjang,” kata Suryo.

Sebelumnya, pada Sabtu (16/1) kemarin, tim SAR gabungan kembali menemukan tiga jasad korban longsor di Dusun Bojong Kondang, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang. Dengan ditemukannya tiga jasad tersebut, total korban yang telah dievakuasi kemarin adalah 28.

Dua jasad korban teridentifikasi bernama Ajat Sudrajat (50) dan Abas Rohendi (27). Sedangkan satu jenazah lagi belum teridentifikasi Tim DVI Polda Jabar.

“Ketiga jasad korban dievakuasi di area yang menggelar pesta pernikahan,” ucap Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansah melalui pesan singkat, Sabtu (16/1/2021), tulis Detikcom.

Sejak Minggu Dini Hari Ini, Gunung Merapi Sudah 36 Kali Luncurkan Lava Pijar, Wasdapa!

SLEMAN/JATENG–Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan situasi terbaru Gunung Merapi. Gunung yang berada di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu terpantau 36 kali meluncurkan lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1,5 km, pada Minggu (17/1) dini hari hingga pagi.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida, dikutip JPNN.com menjelaskan, bahwa berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada Minggu pukul 00.00-06.00 WIB, guguran lava pijar Merapi meluncur ke arah barat daya.

Selama periode pengamatan itu, menurut BPPTKG, Gunung Merapi juga mengalami 43 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-23 mm selama 12-188 detik dan enam kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-5 mm selama 5-8 detik.

Asap kawah tebal berwarna putih setinggi tinggi 50 meter di atas puncak kawah teramati selama pengamatan. Pada periode pengamatan Sabtu (16/1) pukul 18.00-24.00 WIB, Gunung Merapi tercatat 20 kali meluncurkan lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter ke arah barat daya.

Berdasarkan hasil pengamatan selama sepekan terakhir, dari 8 hingga 14 Januari 2021), BPPTKG menyimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi dan mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Potensi bahaya akibat erupsi Merapi diperkirakan meliputi area dalam radius lima kilometer dari puncak gunung. BPPTKG menyarankan aktivitas penambangan di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi di dalam kawasan rawan bencana dihentikan serta meminta para pelaku wisata dan pendaki tidak melakukan kegiatan di kawasan rawan bencana.

(*/iys)

ADVERTISEMENT