KORANSERUYA.COM–Mahasiswi Unhas asal Pangkep, Sulsel, Qanita Amaliah (QA) sebelum mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, didepan pintu kamarnya, menuliskan surat kepada ibu dan ayahnya. Surat yang ditulis tangan QA tersebut, berisi ungkapan hatinya setelah putus dengan pacarnya.
Dalam suratnya, Qanita meminta maaf kepada ibunya karena memilih jalan pintas mengakhiri hidupnya lantaran asmara.
Isi surat Qanita tersebut, dibenarkan Kanit Reskrim Polsek Tamalanrea, Iptu Nurtjahyana. Lewat surat yang ditulis korban, polisi memastikan kasus bunuh diri mahasiswi Unhas ini motifnya karena asmara.
“Motifnya asmara. Korban diputuskan sama pacarnya. Bunyi suratnya begitu, ditambah lagi kami menduga ada permasalah keluarga, karena keluarganya ini sudah berpisah,” ujar Kanit Reskrim Polsek Tamalanrea, Iptu Nurtjahyana kepada wartawan di Makassar, Minggu (12/9/2021).
Berikut isi surat yang dituliskan Qanita untuk ibunya:
U/ Ibu
Bun, minta maafka karena ternyata nda kuatka.
Terlalu berpengaruh ad… di hidupku bun….
takutka bikin maluki. anggapmi kalau ndadaka itu karena cowo. terlalu sakit bun, gara-gara cintaji tapi beginika.
nda sanggupka bayangkan saya tanpa…………………….
maafka bun, bahagiaki nah bun, selama ini prinsipku nda apa-apaji selama ibuku bahagia….. (sebagian isi suratnya disensor)
U/ Ayah
ayah, maafkan anakmu yang durhaka ini, terlalu bikin malu. semoga ayah bisaji berbahagia tanpa saya.
Diberitakan media ini sebelumnya, Qanita Amaliah alias QA, mahasiswi semester akhir Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Sulsel, memilih mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Keluarga QA menolak autopsi jasad gadis asal Pangkep, Sulsel itu, karena meyakini jika murni bunuh diri dengan cara menggantung lehernya dengan seutas tali jemuran di didepan pintu kamarnya, malam Minggu, 11 September 2021.
Dasriana, ibu korban sangat terpukul atas kematian tragis puterinya. Apalagi sebelum mendapatkan kabar bahwa puterinya ditemukan meninggal dunia, ibu korban sempat video call dengan puterinya.
Ibu korban bahkan meminta puterinya tidak main-main dengan tali jemuran, karena sebelum video call, QA mengirimkan foto seutas tali ke WA ibunya. Foto seutas tali yang dikirimkan QA ke WA ibunya disertai pertanyaan: Kuatji ini ma?
Ibu korban yang tiba di kos puterinya di Kompleks Perumahan Bumi Tamalanrea Permai (BTP), Makassar, Minggu dini hari, (12/9/2021) sangat syock dan tak henti-hentinya menangis. Bahkan saat jasad anaknya dibopong ayahnya, AKBP Andi Yunus Halid keluar dari rumah kos, sang ibu pingsan hingga diangkat masuk mobil.
Bersama suaminya, AKBP Andi Yunus Halid dan beberapa keluarganya, mereka bertolak dari Pangkep setelah mendapat kabar puterinya ditemukan meninggal dunia.
Jasad QA telah dibawa ke kampung halamannya di Pangkep untuk dimakamkan. Hingga Minggu (12/9/2021), polisi masih menyelidiki motif bunuh diri mahasiswi Unhas ini. “Keluarga korban menolak jasad anaknya diautopsi karena meyakini murni bunuh diri,” kata Kanit Reskrim Polsek Tamalanrea, Iptu Nurtjahyana, Minggu (12/9/2021).
Saat olah TKP, polisi menemukan sepucuk surat di sekitar jenazah korban. Polisi mengamankan surat tersebut sebagai barang bukti. “Masih diselidiki motifnya,” kata Iptu Nurtjahyana, enggan berspekulasi bahwa korban memilih bunuh diri gegara persoalan asmara.
Dia mengakui, ibu korban masih sempat video call bersama puterinya, beberapa jam sebelum korban ditemukan tergantung di pintu kamarnya. Bahkan, ibu korban sempat menerima kirim foto tali yang dipakai korban menggantung lehernya.
PUTERI PERWIRA POLRI
Perwira Polri asal Polda Sulbar, AKBP Andi Yunus Halid sangat tegar menerima informasi puterinya yang sedang kuliah di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, meninggal dunia dalam keadaan diduga gantung diri, Sabtu (11/9/2021) malam.
Perwira Polri ini bahkan membopong sendiri jasad puterinya bernama Qanita Amalia alias QA dari dalam rumah kosnya ke atas mobil untuk dibawa pulang ke kampung halamannya di Jalan Sukowati, Kabupaten Pangkep, Sulsel.
Kasus bunuh diri puteri Perwira Polri ini terjadi di Komplek Bumi Tamalanrea Permai (BTP), Makassar, Sulsel. Jasad mahasiswi semester akhir jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Bisnis (FEBI) Unhas ini, ditemukan pertama kali tergantung oleh pamannya.
Beberapa jam setelah jasad puterinya ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia, sang ayah tiba mengendarai mobil sedan hitam ditemani beberapa kerabatnya. Termasuk ibu korban yang tak henti-hentinya menangis mengetahui puterinya meninggal dunia.
AKBP Andi Yunus Halid saat tiba di kosan puterinya, Minggu (12/9/2021) dini hari, bersama beberapa keluarganya langsung berjalan masuk ke dalam rumah menyaksikan jasad puterinya. Beberapa saat kemudian, dia keluar dari rumah membopong jasad puterinya. Dia tampak tegar. Warga yang menyaksikan kejadiaan itu sangat terharu.
“Terima kasih banyak semuanya,” ucap Andi Yunus Halid saat hendak menaiki mobil kepada petugas Kepolisian dan warga.
Jasad mahasiswi berparas cantik ini dibawa ke kampung halamannya untuk dimakamkan. Orangtuanya, terutama ayahnya yang seorang perwira Polri berpangkat AKBP menolak jasad puterinya dibawa ke RS Bhayangkara untuk autopsi karena meyakini puterinya meninggal karena murni bunuh diri.
Hal tersebut juga dibenarkan Kanit Reskrim Polsek Tamalanrea Iptu Nurtjahyana, Minggu (12/9/2021). Menurut dia, orangtua korban menolak jasad korban diautopsi karena tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada jasadnya, dan meyakini korban murni bunuh diri.
Kasus bunuh diri mahasiswi Unhas Makassar ini masih dalam penyelidikan polisi. Saat olah TKP, polisi menemukan sepucuk surat di sekitar jenazah korban. Surat itu ditulis korban diduga sebelum gantung diri.
Adanya penemuan surat itu memunculkan dugaan bahwa QA nekad mengakhiri hidupnya gegara persoalan asmara. Namun polisi tak mau berspekulasi dengan motif tersebut. “Kita masih selidiki, memang ada surat ditemukan didekat jenazah korban,” kata Iptu Nurtjahyana.
Diberitakan sebelumnya, seorang mahasiswi Unhas bernama Qanita Amalia ditemukan di depan pintu kamarnya dalam kondisi leher terlilit tali jemuran. Korban diduga bunuh diri.
Kasus bunuh diri mahasiswi puteri perwira Polri ini terjadi di Kompleks Perumahan Bumi Tamalanrea Permai (BPT) Kota Makassar, Sulsel. Kejadian ini
membuat warga sekitar geger. Jasad korban pertama kali ditemukan pamannya. (*)