Luwu Utara–Bupati Kabupaten Luwu Utara, Indah Putri Indriani (IDP), mendapat kehormatan menjadi salah satu narasumber (narsum) Diskusi Publik yang digelar KAHMI Pangkep dengan tema “Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) di Masa Pandemi, antara Tantangan dan Harapan”. Diskusi Publik ini digelar secara virtual. IDP sendiri mengikuti acara ini di ruang kerjanya.
Dalam pemaparannya, IDP menjelaskan bahwa pendidikan, baik yang dilakukan secara daring atau dalam jaringan (online) maupun luring atau luar jaringan (offline) itu semuanya dilakukan dengan pertimbangan kesehatan. Mengingat kondisi yang ada saat ini belum memungkinkan dilakukannya pembelajaran tatap muka akibat kasus Covid-19 yang semakin meningkat.
Melihat kondisi yang ada saat ini, maka jalan satu-satunya adalah dengan tetap menerapkan pembelajaran daring atau pendidikan jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi. Cara ini tentu harus didukung oleh fasilitas sarana dan pra sarana komunikasi dan informasi yang mumpuni. Tidak hanya buat pendidik, tetapi juga buat peserta didik.
“Pemerintah daerah sudah ada kebijakan dengan dibaginya 2.000-an gawai atau tablet kepada para siswa untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh. Nah, satu masalah kita selesaikan, tapi masalah lain muncul lagi, yaitu bahwa tidak semua wilayah memiliki akses jaringan internet,” terangnya. Meski begitu, hal ini tak harus membuat proses pembelajaran terhenti.
Untuk mengatasinya, kata IDP, dibutuhkan berbagai inovasi yang tepat agar para peserta didik tetap bisa menikmati layanan pendidikan yang baik meski di tengah pandemi. “Kita masih terus mencari pola yang tepat, dengan mencoba menghadirkan beberapa inovasi. Hasilnya, selama 10 bulan masa pandemi, kita bisa menghadirkan dua inovasi yang cukup menonjol, yaitu Guru Sahabat Siswa dan Guru Inspiratif,” ungkap IDP.
Dijelaskan IDP, inovasi Guru Sahabat Siswa hadir untuk mengatasi pembelajaran di wilayah yang sama sekali belum memiliki akses jaringan internet. “Inovasi Guru Sahabat Siswa adalah sebuah inovasi yang tepat di masa pandemi. Di mana guru mendatangi peserta didik, dan melakukan pembelajaran tatap muka, tapi dengan jumlah terbatas. Durasinya tidak lama, tapi tidak mengurangi substansi dan kualitas pembelajaran itu sendiri,” jelas dia.
Bagaimana dengan inovasi Guru Inspiratif? IDP menyebutkan, inovasi ini murni memanfaatkan sisi kreativitas yang menginspirasi dari seorang guru. Biasanya yang dilibatkan adalah guru berprestasi. “Kami memilih guru terbaik di setiap mata pelajaran, dan diberi kebebasan menyusun sendiri materinya, kemudian materi tersebut akan ditayangkan melalui TV lokal untuk ditonton peserta didik melalui pendampingan orang tua,” papar dia.
IDP mengakui, menjaga kualitas pendidikan di masa pandemi tak semudah membalikkan telapak tangan, karena tantangannya juga besar. “Terus terang, sangat sulit menjaga kualitas pendidikan di masa pandemi dengan pola pembelajaran jarak jauh, tapi pemerintah juga tak tinggal diam karena pemerintah berkewajiban memastikan bahwa tugas mencerdaskan bangsa dapat terus berjalan, meskipun dalam kondisi sulit seperti ini,” tandasnya.
(Am/LH)