TANA TORAJA–Maraknya kasus bunuh diri membuat sejumlah komunitas di Tana Toraja maupun Toraja Utara merasa prihatin.
Salah satunya, organisasi kepemudaan Himpunan Pemuda Bonggakaradeng Rano yang mengisi hari kasih sayang atau Valentine’s Day dengan mengadakan diskusi online yang bertema “Bunuh Diri Bukan Solusi”.
Ini menjadi perhatian khusus bagi pemuda karena sebagian besar korban dari bunuh diri dari kalangan muda-mudi.
Dari data yang beredar di banyak media online di Toraja setidaknya 30 kasus bunuh diri di tahun 2020.
Dan di tahun 2021 sudah terjadi 8 kasus bunuh diri, salah satunya terjadi hari ini tepat hari valentine di Toraja Utara.
Berdasarkan data tersebut, HPBR menilai kasus bunuh diri di Toraja sudah menjadi kasus luar biasa.
Menurut DPO HPBR Sepriadi Bunga’, S.Pd.,M.Th bahwa ini sudah menjadi bencana sosial masyarakat.
“Kasus bunuh diri di Toraja sangat memprihatikan, ini sudah kejadian luar biasa. Kita harus memperhatikan hal ini karena ini benar-benar sudah menjadi bencana sosial di masyarakat,” kata Bunga’.
“Kegiatan ini merupakan respon terhadap kegelisahan yang sering terjadi di kalangan muda mudi, tujuan kegiatan ini untuk berbagi pengalaman satu sama lain bagaimana menjalani masa muda agar terhindar dari bunuh diri,” tambahnya.
“Di momen Valentine’s Day ini, kita perlu merefleksikan kembali pentingnya kasih sayang. Kasih sayang yg dimulai dari diri sendiri kemudian dibagikan ke org lain,” pungkas Sepriadi.
Diskusi online ini pun juga melibatkan 3 pembicara yang menjadi speaker pada diskusi yakni Sumiaty Putri Natali, M.Pd yang juga dosen IAKN Toraja, Sepriadi Bunga’ yang merupakan guru dan Dika salah satu pegiat media sosial.
Beberapa kesimpulan dalam diskusi ini diantaranya jangan membagikan kasus bunuh diri melainkan membagikan tips agar terhindar dari keinginan bunuh diri, lalu bergaul pada komunitas yang searah pemikiran, serta rajin membaca, ceritakan masalah pada orang terdekat, mengisi hari dengan hal-hal positif serta bunuh diri bukanlah solusi penyelesaian masalah.
(*/iys)