SALAH seorang pasien yang dirawat di RSUD Sawerigading Palopo, perempuan usia sekitar 60-an tahun, meninggal dunia pada Selasa (29/9/2020) petang lalu. Pasien ini dinyatakan positif covid-19 sehingga jenazahnya dimakamkan sesuai standar pemakaman pasien covid-19 di Purangi, usai magrib.
Namun, salah seorang keluarga dekat pasien ke-11 yang dilaporkan meninggal dunia karena positif covid-19 di RSUD Sawerigading Palopo, mempertanyakan kinerja tim medis di RSUD Sawwerigading Palopo, termasuk tim Gugus Pemkot Palopo, yang menyatakan pasien tersebut meninggal dunia karena covid-19.
Alasan dia, sebab selama pasien menjalani rawat inap di salah satu ruangan VIP di RSUD Sawerigading, pasien bebas dijenguk keluarga dan kerabat. Bahkan, hasil rapid test terhadap pasien non reaktif.
“Nanti meninggal dunia, baru dinyatakan positif covid-19. Sehinhgga jenazah tante saya ditangani seperti penanganan pasien covid-19. Jenazah tante saya tidak diijinkan dibawah ke rumah, malah jenazahnya dilakukan pemulasaran di rumah sakit dan langsung dibawa ke tempat pemakaman,” kata kerabat Almarhum, enggan dimediakan identitasnya.
Sanak keluarga, kerabat, dan tetangga hanya pasrah menyaksikan mobil ambulance membawa jenazah Almarhum saat melintas di depan rumah. “Kami mempertanyakan, apa benar Almarhum meninggal karena covid, karena kalau pasien covid-19 kenapa bebas orang menjenguknya, tidak diisolasi, dan hasil rapid test non reaktif. Bayangkan saja, kalau benar covid-19, maka banyak keluarga dan kerabat kami yang tertular, sebab terkesan ada pembiaran orang menjenguk pasien,” katanya.
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pemkot Palopo, dr Ishak Iskandar, membenarkan jika pasien tersebut meninggal positif covid-19, sehingga dimakamkan sesuai standar penanganan pasien covid-19. Jenazah Almarhum, yang tidak lain istri mantan pejabat di Pemkot Palopo tersebut, tidak disemayamkan di rumah duka, tetapi langsung dibawa ke tempat pemakaman Purangi usai pemulasaran jenazah Almarhum di RSUD Palopo.
“Iya, Almarhum positif covid-19, sehingga dimakamkan sesuai standar covid-19. Ini menjadi kasus 11 pasien covid-19 yang meninggal dunia di Palopo,” ujar dr Ishak Iskandar, kepada KORAN SERUYA via WA-nya.
Dikatakan, jumlah pasien covid-19 di Palopo per hari Rabu, 30 September 2020, sudah mencapai 202 orang. Dari 202 orang ini, sebanyak 155 orang dinyatakan sembuh, dan 11 orang meninggal dunia. “Pasien covid-19 yang dirawat dan diisolasi mandiri masih 36 orang. Sebagian besar dirawat di beberapa RS di Makassar,” ujar dr Ishak.
dr Ishak meminta warga Kota Palopo tetap patuh protokol kesehatan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Menurut mantan Kadis Kesehatan Kota Palopo ini,
hingga saat ini belum ada vaksin untuk mengobati covid-19 sehingga butuh kepedulian bersama untuk mencegahnya. Belum lagi, penularan covid-19 sudah terjadi secara transmisi lokal dengan klaster keluarga.
“Mohon warga patuhi protokol kesehatan. Saya minta warga tetap waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Jangan pernah menganggap remeh virus ini. Gunakan selalu masker untuk diri sendiri dan orang lain,” tegas dr Ishak. (iys)