TERPUTUSNYA jalan poros Palopo-Toraja Utara di Km 24 Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo, Sulsel, ternyata menyimpan banyak cerita
menarik. Salah satunya, kisah cerita warung tengah yang kini hilang amblas diterjang longsor.
Warung tengah, ada juga menyebutnya kampung tengah, yang berada di Km Battang Barat itu, deretan rumah warga yang dijadikan warung makan dan aneka barang
campuran. Beberapa makanan khas daerah ini juga dijual, seperti peong (lemang), baje, dan lain-lain.
Bagi pelintas di poros Palopo-Toraja Utara itu, tak nikmat rasanya jika tidak mampir menikmati aneka makanan yang dijajakan warga di warung tengah. Menikmati
secangkir kopi panas bersama penanganan baje gula merah dan ‘baje bannong’ membuat tubuh segar. Apalagi suasana alamnya yang indah.
Salah seorang dokter di Kota Palopo, dr Syahrir Mallaena dalam unggahan di akun facebook-nya, menuliskan kisah mengenai warung tengah, beberapa jam setelah
longsor memutus jalan penghubung Palopo dengan wilayah Tanah Toraja itu.
“Tempat yang penuh kenangan, saat lelah menempuh perjalanan menuju atau dari Toraja, tempat menikmati secangkir kopi panas toraja. Semoga Allah senantiasa
memberi perlindungan buat masyarakat disana…ibu2 warung kopi yang selalu hangat menyambut kita.’ tulis dr Syahrir.
‘Akankah kita masih bisa menikmati harum peong (lemang ) bakar ditempat ini…. saat kabut disertai gerimis kecil datang, sambil menatap lembah lekko pitu
yang indah…kampung tengah, semoga tak pernah hilang selamanya.’ masih tulis dr Syahrir di akun Facebooknya, disertai foto dan video amatir longsor yang
terjadi Jumat (26/6/2020) sore lalu itu.
Aras Sandi, salah seorang pemuda di Battang Barat, ikut bersedih atas bencana longsor yang memutus jalan poros Palopo-Toraja Utara itu. “Longsor telah
melenyapkan kampung tengah, yang menjadi tempat persinggahan warga untuk makan dan bersantai saat melakukan perjalanan jauh Palopo ke wilayah Tana Toraja,
atau sebaliknya,” kata Aras Sandi.
Kampung Tengah atau warung tengah itu, sudah sejak puluhan tahun berada di Km 24 Battang Barat. “Ada beberapa kawasan di Battang Barat yang warganya
berjualan makanan, seperti di Paredean, ada juga di Bambalu, tetapi kawasan Kampung Tengah salah satu yang terkenal. Banyak warga memilih mampir di sana
makan atau sekedar minum kopi saat melintasi poros Battang Barat,” kata Aras Sandi.
Sebagian besar warga yang bermukim di Kampung Tengah, kata Aras Sandi, warga asli setempat yang sudah lama bermukim, termasuk sebagian dari wilayah Nanggala Tana Toraja.
“Mereka hidup rukun dan berusaha di Kampung Tengah. Dengan bencana ini, maka cerita Kampung Tengah akan hilang mengingat jalan poros Palopo-Toraja Utara pas di kawasan itu yang terputus. Butuh waktu lama memperbaiki jalan ini, atau sama sekali tidak diperbaiki lagi karena ancaman longsor besar masih berpotensi meruntuhkan kawasan itu,” katanya.
PASCALONGSOR BATTANG BARAT
Diberitakan sebelumnya, sedikitnya 25 unit mobil terjebak longsoran di jalan poros Palopo-Toraja Utara, tepatnya di Km 24 Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo,
Sabtu (27/6/2020). Mobil tersebut masih terjebak longsor, namun penumpangnya telah dievakuasi.
Dari 25 mobil tersebut, sebanyak 5 unit diantaranya memuat ternak babi tujuan Toraja Utara. Ada juga 3 bus, 2 unit mobil pengangkut gas LPG, dan 15 unit
lainnya mobil penumpang.
Dandim 1403 Sawerigading Palopo, Letkol Inf Gunawan, mengatakan, sesaat setelah terjadi longsor yang memutus jalan poros Palopo-Toraja Utara, penumpang dan
sopir mobil telah dievakuasi. “Saat ini, satu alat berat telah berada di lokasi longsor untuk membersihkan ruas jalan yang tertutupi longsoran agar kendaraan
yang terjebak bisa dikeluarkan,” kata Letkol Gunawan.
Kodim 1403 Sawerigading bersama Polres Palopo dan instansi terkait telah mendirikan posko tanggap darurat di wilayah Bambalu, sekitar 10 Km dari lokasi
longsor yang amblas masuk jurang.
Posko ini, sekitar pukul 13:00 Wita, ditinjau Walikota Palopo, HM Judas Amir, bersama Kepala BPBD Palopo, Anthonius Dengen, Kapolres Palopo AKBP Alfian
Nurnas, dan Dandim Gunawan.
Dari data BPBD Palopo, ada sekjitar 249 Kepala Keluarga atau 981 jiwa warga bermukim di sejumlah titik rawan longsor di poros Battang Barat, mulai dari titik
Km 21 hingga Km 23.
Namun, khusus keluarga yang terdampak langsung longsor yang memutus jalan poros Palopo-Toraja Utara, sesuai data BPBD Palopo, tercatat 64 KK. “Sudah ada
instruksi dari Bapak Walikota agar seluruh warga yang terdampak, ataupun warga yang tinggal di kawasan titik rawan longsor susulan agar dievakuasi. Kondisi
terjadinya longsor susulan masih sangat besar, mengingat saat ini masih musim penghujan,” kata Kepala BPBD Palopo, Anthonius Dengen.
Walikota Palopo, HM Judas Amir, menyampaikan ucapan terima kasih kepada jajaran TNI, Polri, BPBD, warga setempat, dan pihak terkait lainnya yang telah
melakukan berbagai penanganan pascalongsor di daerah daratan tinggi Kota Palopo itu.
“Upayakan semua warga yang terdampak longsor didata dan diberi bantuan. Mereka membutuhkan bahan makanan, termasuk pakaian,” kata Judas Amir. (*/tari)